Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina Kembangkan Ekosistem dan Produksi Baterai Kendaraan Listrik

Kompas.com - 23/01/2023, 18:31 WIB
|

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) menyebut siap untuk mengembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik dengan mengoptimalkan sumber daya nikel, sebagai salah satu bahan baku pembuatannya yang ada di dalam negeri.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati yakin pihaknya bisa memproduksi baterai dan meningkatkan penetrasi kendaraan listrik (electric vehicle/EV). Mengingat, cadangan nikel di Indonesia cukup menjanjikan.

"Kami yakin dengan cadangan nikel di Indonesia, kami bisa memproduksi baterai dan meningkatkan penetrasi EV," katanya dalam World Economic Forum, di Davos, Swiss, seperti dilansir dari situs resmi Pertamina, Senin (23/1/2023).

Baca juga: Jenis Pelanggaran dan Denda Tilang ETLE untuk Pengguna Motor

Logam tanah jarang adalah komoditas strategis dunia, rare earth sangat dibutuhkan untuk baterai listrik.Dok. Gotion Logam tanah jarang adalah komoditas strategis dunia, rare earth sangat dibutuhkan untuk baterai listrik.

Menurutnya, Pertamina memiliki infrastruktur yang bisa dioptimalkan untuk masuknya kendaraan listrik, serta memiliki data segmentasi karakteristik, mobilitas, dan kemampuan membeli.

Selain itu, perseroan juga memiliki lebih dari 7.400 SPBU, 6.100 Pertashop, dan 63.000 outlet LPG. Pertamina pun siap berkolaborasi dengan pihak lain dari berbagai negara untuk mengembangkan baterai EV dan mengoptimalkan infrastruktur yang dimiliki.

Komitmen ini, kata Nicke, sejalan dengan rekomendasi yang diajukan oleh Gugus Tugas Energi, Keberlanjutan dan Iklim B20 (B20-TF ESC), yang salah satu rekomendasi-nya mempercepat pengembangan ekosistem.

"Kami mengusulkan beberapa rekomendasi kebijakan dan aksi kebijakan, terutama bagaimana mempercepat penetrasi EV di setiap negara," ujarnya.

Baca juga: Segini Gaji Minimal Anda buat Kredit Mobil Baru Kelas LCGC

Ilustrasi mobil listrik sedang mengisi daya di SPKLU Shell Recharge di Mal Pacific PlaceKOMPAS.com/DIO DANANJAYA Ilustrasi mobil listrik sedang mengisi daya di SPKLU Shell Recharge di Mal Pacific Place

Nicke mengungkap rekomendasi kebijakan tersebut antara lain percepatan penggunaan energi berkelanjutan, memastikan transisi yang adil dan terjangkau, serta meningkatkan ketahanan energi.

Untuk mempercepat penggunaan energi berkelanjutan, kata dia, Pertamina menargetkan efisiensi energi, dengan elektrifikasi menjadi faktor penentu keberhasilan.

"Ada target efisiensi energi sisi permintaan, bagaimana mengelola efisiensi energi dari sisi permintaan, dan kami percaya elektrifikasi menjadi faktor kunci keberhasilan," katanya.

Selain itu, Nicke juga menyoroti perlunya pembiayaan, terutama dari negara maju, mengingat transisi energi ke energi terbarukan membutuhkan investasi modal yang sangat besar.

Baca juga: Begini Hitungan Gaji Pramugari di Bus AKAP

Konsumsi BBM Naik 7 Persen dari Rata-rata Hari Normal saat Nataru di Batam, Kepulauan Riau.DOK PERTAMINA Konsumsi BBM Naik 7 Persen dari Rata-rata Hari Normal saat Nataru di Batam, Kepulauan Riau.

Rekomendasi kebijakan kedua adalah perlunya memastikan transisi yang adil dan terjangkau. Dalam rekomendasi tersebut, Nicke menyoroti perlunya mempersiapkan transisi yang berkeadilan dari sektor yang terdampak transisi energi terhadap sektor terkait.

Ia mengatakan perlunya memastikan praktik berkelanjutan dalam akses mineral untuk membangun infrastruktur energi baru yang bersih dan rendah karbon, termasuk kendaraan listrik.

Lalu, rekomendasi ketiga adalah perlunya peningkatan ketahanan energi.

"Kami membutuhkan kerangka kerja dan regulasi seperti insentif untuk mempromosikan dan mengakselerasi ekosistem EV," kata Nicke.

Baca juga: Mau Beli Mobil Baru di Tengah Ancaman Resesi, Simak Ini

Sementara itu, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan pengembangan ekosistem EV di Indonesia sudah dimulai dengan melibatkan perusahaan asing dan BUMN, termasuk Pertamina.

Setidaknya ada empat perusahaan yang memiliki rencana investasi di Indonesia untuk mendukung pengembangan EV, antara lain LG, CATL, Foxconn, dan BritishVolt.

Menurut Bahlil, pemerintah menyambut baik investor yang serius datang ke Indonesia dengan memberikan kemudahan fasilitas perizinan dan insentif pajak.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com