Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Kenapa Orang Gampang Emosi di Jalan

Kompas.com - 17/01/2023, 11:22 WIB
Gilang Satria,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Cekcok sesama pengemudi merupakan salah satu pemandangan yang cukup sering terjadi di jalan raya. Tak jarang pertengkaran tak terkendali berujung pada perkelahian atau tindak pidana lainnya.

Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia Sony Susmana mengatakan, ada dua hal yang menyebabkan pengemudi punya perilaku yang gampang emosi, yaitu karakter dan minimnya pengetahuan keselamatan.

“Karakter keras, kaku, atau egois muncul dari lingkungan yang terbangun tanpa mengedepankan kebersamaan, persaudaraan, berbagi, dan tolong menolong. Sehingga tumbuh menjadi pribadi yang tidak mau kalah,” ucap Sony kepada Kompas.com, belum lama ini.

Baca juga: Subaru Forester GT Edition Meluncur, Semakin Aerodinamis

Ilustrasi mengemudi BMW 220i Coupe M SportKompas.com Ilustrasi mengemudi BMW 220i Coupe M Sport

Sony mengatakan, perilaku egois di jalan raya merupakan tabiat buruk. Sebab ketika ada sedikit konflik di jalan raya, seseorang langsung emosi dan bisa burujung adu otot.

Selain itu, pemahaman pengemudi tentang keselamatan juga perlu dikuasai dan dipraktikkan. Ingat, kendaraan adalah mesin yang dengan mudah bisa mencelakai orang lain, sehingga emosi harus dijaga.

“Mengingat yang dikendarai adalah mesin, bergerak dan mudah sekali mencederai apabila dilakukan secara asal-asalan. Jangan emosi ketika sedang mengemudi, yang penting adalah fokus sampai tujuan dengan selamat,” kata Sony.

Baca juga: Deretan Tugas Pramugari di Bus AKAP

Ilustrasi jalan macetKOMPAS / AGUS SUSANTO Ilustrasi jalan macet

Training Director The Real Driving Centre, Marcell Kurniawan mengatakan, orang yang mudah tersulut emosi, biasanya tidak menyiapkan mental yang positif saat sebelum mulai berkendara.

Masalah emosi yang mudah tersulut ini biasa dikenal dengan istilah road rage.

“Jadi sebelum memasuki kabin kendaraan, pastikan untuk menghilangkan emosi negatif atau yang berlebihan. Mengemudilah dengan emosi yang stabil,” kata Marcell kepada Kompas.com.

Baca juga: Pengembangan Teknologi Kamera ETLE, Bisa Bergerak Sendiri

Ilustrasi mengemudi Shutterstock Ilustrasi mengemudi

Dengan perasaan yang positif sebelum mengemudi, kita jadi tidak gampang tersulut emosinya jika ada yang membuat jengkel di jalan. Marcell mengingatkan, sebesar 33 persen road rage bisa berujung pada kecelakaan.

“Untuk menciptakan pikiran yang positif sebelum berkendara, harus membangun kesadaran pribadi bahwa tidak ada gunanya kemarahan di jalan raya. Lebih baik mengalah karena akan membuat kita selamat,” ucap Marcell.

Selain itu, harus diingat untuk tidak pernah menyepelekan aktivitas mengemudi. Marcell mengatakan kalau mengemudi merupakan pekerjaan full time yang memerlukan konsentrasi fisik dan mental yang terus menerus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau