Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebiasaan Buruk Bus Saat Mudik Lebaran, Jajah Lajur Kanan

Kompas.com - 27/03/2025, 16:41 WIB
Gilang Satria,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah memberlakukan pelarangan untuk truk angkutan barang melintas selama 16 hari, sebagai upaya kelancaran lalu lintas selama arus mudik ini.

Dengan segala pro-kontra, akhirnya aturan tersebut diberlakukan yang membuktikan keseriusan pemerintah untuk upaya kelancaran lalu lintas mudik Lebaran 2025.

Baca juga: Update: One Way Diperpanjang hingga Km 210 Tol Palimanan-Kanci

Meski truk dilarang beroperasi, Badan Kehormatan Road Safety Association (RSA) Rio Octaviano, mengatakan, tantangan datang dari pengemudi bus ugal-ugalan.

"Menjadi fakta lapangan, ada beberapa bus menguasai lajur paling kanan, bahkan bus dengan logo Perhubungan di badan kendaraanya," ujar Rio dalam keterangan resmi, Kamis (27/3/2025).

Bus yang berada di lajur kanan meresahkan pengemudi lain. Sebab bus mestinya berjalan  di lajur kiri jalan tol. 

"Belum lagi, Bus ini berjalan kurang dari kecepatan maksimum di lajur cepat, dan juga berpotensi menjadi lane-hogger, kita bisa bayangkan, mobil kecil yang melakukan lane-hogging saja cukup berbahaya untuk kendaraan lain," katanya.

Baca juga: Mudik Naik Mobil Listrik, Ini Daftar SPKLU di Tol Trans Sumatera

Rio mengatakan, upaya melarang truk beroperasi saat arus mudik dan arus balik sudah baik. Tapi rasanya pembekalan pada sopir bus masih dirasa kurang.

"Menjadi pertanyaan, apakah edukasi atau pembekalan prilaku berkeselamatan juga diberikan saat melakukan seremonial pelepasan bus," katanya.

"Kami selalu menyampaikan bahwa keselamatan jalan tidak dapat dilihat secara parsial, harus dipandang secara komprehensif, dengan memperhatikan beberapa aspek, salah satu yang cukup dominan adalah perilaku berkendara," ujarnya.

Rio mengatakan, bus yang berada di lajur kanan membuat mobil lain di belakangnya tidak dapat melihat ke depan.

Baca juga: Power Ranger Banyak Gaya, Ugal-ugalan Berujung Kecelakaan

"Secara teori berkendara berkeselamatan adalah, salah satunya dapat melihat kondisi lalu lintas di sekitar dari kendaraan tersebut," ujar Rio.

"Untuk antisipasi ketika kita berkendara, minimal dapat melihat 2-3 kendaraan di depan kita, lalu apa yang terjadi, ketika ada kendaraan besar di lajur paling kanan sehingga menghalangi pandangan?," katanya.

"Yang pasti ada beberapa aspek yang menjadi tidak optimal, salah satunya adalah reaksi pengendara," kata Rio.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
[FULL] Kapolri soal Pantauan Arus Mudik Lebaran 2025: Fatalitas dan Keamanan Lebih Baik dari Tahun
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau