Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Alasan Kenapa Orang Gampang Emosi di Jalan

JAKARTA, KOMPAS.com - Cekcok sesama pengemudi merupakan salah satu pemandangan yang cukup sering terjadi di jalan raya. Tak jarang pertengkaran tak terkendali berujung pada perkelahian atau tindak pidana lainnya.

Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia Sony Susmana mengatakan, ada dua hal yang menyebabkan pengemudi punya perilaku yang gampang emosi, yaitu karakter dan minimnya pengetahuan keselamatan.

“Karakter keras, kaku, atau egois muncul dari lingkungan yang terbangun tanpa mengedepankan kebersamaan, persaudaraan, berbagi, dan tolong menolong. Sehingga tumbuh menjadi pribadi yang tidak mau kalah,” ucap Sony kepada Kompas.com, belum lama ini.

Sony mengatakan, perilaku egois di jalan raya merupakan tabiat buruk. Sebab ketika ada sedikit konflik di jalan raya, seseorang langsung emosi dan bisa burujung adu otot.

Selain itu, pemahaman pengemudi tentang keselamatan juga perlu dikuasai dan dipraktikkan. Ingat, kendaraan adalah mesin yang dengan mudah bisa mencelakai orang lain, sehingga emosi harus dijaga.

“Mengingat yang dikendarai adalah mesin, bergerak dan mudah sekali mencederai apabila dilakukan secara asal-asalan. Jangan emosi ketika sedang mengemudi, yang penting adalah fokus sampai tujuan dengan selamat,” kata Sony.

Training Director The Real Driving Centre, Marcell Kurniawan mengatakan, orang yang mudah tersulut emosi, biasanya tidak menyiapkan mental yang positif saat sebelum mulai berkendara.

Masalah emosi yang mudah tersulut ini biasa dikenal dengan istilah road rage.

“Jadi sebelum memasuki kabin kendaraan, pastikan untuk menghilangkan emosi negatif atau yang berlebihan. Mengemudilah dengan emosi yang stabil,” kata Marcell kepada Kompas.com.

Dengan perasaan yang positif sebelum mengemudi, kita jadi tidak gampang tersulut emosinya jika ada yang membuat jengkel di jalan. Marcell mengingatkan, sebesar 33 persen road rage bisa berujung pada kecelakaan.

“Untuk menciptakan pikiran yang positif sebelum berkendara, harus membangun kesadaran pribadi bahwa tidak ada gunanya kemarahan di jalan raya. Lebih baik mengalah karena akan membuat kita selamat,” ucap Marcell.

Selain itu, harus diingat untuk tidak pernah menyepelekan aktivitas mengemudi. Marcell mengatakan kalau mengemudi merupakan pekerjaan full time yang memerlukan konsentrasi fisik dan mental yang terus menerus.

https://otomotif.kompas.com/read/2023/01/17/112200015/alasan-kenapa-orang-gampang-emosi-di-jalan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke