Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Insentif Kendaraan Listrik Bisa Besar?

Kompas.com - 17/12/2022, 08:22 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah akan memberikan insentif buat pembelian kendaraan listrik. Subsidi mobil listrik sebesar Rp 80 juta, hybird Rp 40 juta, sepeda motor listrik Rp 8 juta dan motor konversi sebesar Rp 5 juta.

Menurut Hendro Sutono, pegiat motor listrik dan juru bicara Kosmik, berbagi asumsi sudut pandang melihat perhitungan subsidi yang direncanakan pemerintah.

Kata dia, sebetulnya insentif itu hanya memindahbukukan dari yang tadinya subsidi diberikan untuk pembelian BBM menjadi subsidi untuk pembelian baterai.

Baca juga: Era Elektrifikasi Harus Dimulai dari Sepeda Motor

"Kita hitung saja jika sebuah mobil dengan pemakaian wajar mencapai 100.000 Km dalam 8 tahun (sesuai umur baterai mobil listrik), dengan asumsi rata-rata 10 Km per liter (Kpl) maka akan menghabiskan 10.000 liter BBM," kata Hendro kepada Kompas.com, Jumat (16/12/2022).

Alva melakukan serah terima 10 unit Alva One pertama kepada konsumen di Indonesiadok.Alva Alva melakukan serah terima 10 unit Alva One pertama kepada konsumen di Indonesia

"Jika nilai subsidi BBM mencapai Rp 6.000 per liter maka kita akan menghemat Rp 60 juta rupiah. Ditambah dengan keringanan berbagai pajak (bea masuk, PpnBM, PPN, PKB, BBNKB, dll) maka wajar jika total jumlah subsidi untuk mobil listrik mencapai Rp 80 jutaan," kata dia.

Begitupun dengan insentif motor listrik. Hendro mengatakan motor dihitung dalam jangka penggunaan selama 3 tahun sesuai umur penggunaan baterai dan ditambah dengan subsidi harga listrik PLN.

"Karena daya yang dipergunakan untuk charging sepeda motor relatif kecil, hanya 150 hingga 350 v.a sehingga masih bisa dipergunakan di rumah yang memiliki daya listrik 900 va," kata Hendro.

Hendro mengatakan, Kosmik sudah sejak lama menyadari bahwa sesungguhnya variabel harga baterai seharusnya dianggap sebagai variabel pengganti BBM.

Baca juga: Pilihan Ban Mobil Listrik di Indonesia Terus Bertambah

Alva One mengusung tipe baterai lithium dengan kapasitas baterai 60 V 45 A (2,7 kWh). Baterai tersebut memiliki bobot 18 kg dan punya fitur proteksi berupa layar IP65, yang aman dari debu dan semprotan air.
KOMPAS.com/Gilang Alva One mengusung tipe baterai lithium dengan kapasitas baterai 60 V 45 A (2,7 kWh). Baterai tersebut memiliki bobot 18 kg dan punya fitur proteksi berupa layar IP65, yang aman dari debu dan semprotan air.

Penjualan baterai dipisahkan dari penjualan kendaraan seperti saat ini, penjualan kendaraan ICE terpisah dari penjualan BBM.

"Jika kita pisahkan harga kendaraan dengan baterainya maka kita akan dapatkan harga kendaraan listik sesungguhnya sama dengan kendaraan ICE, bahkan bisa lebih murah," kata Hendro.

"Katakanlah Ioniq 5 dengan harga Rp 800 jutaan, 50 persennya adalah harga baterai, berarti harga baterainya Rp 400 juta sementara harga kendaraannya sendiri Rp 400 jutaan. Harga Rp 400 jutaan untuk mobil dengan fasilitas dan teknologi terbilang canggih menjadi 'wajar'," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau