Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Insentif Kendaraan Listrik Bisa Besar?

Menurut Hendro Sutono, pegiat motor listrik dan juru bicara Kosmik, berbagi asumsi sudut pandang melihat perhitungan subsidi yang direncanakan pemerintah.

Kata dia, sebetulnya insentif itu hanya memindahbukukan dari yang tadinya subsidi diberikan untuk pembelian BBM menjadi subsidi untuk pembelian baterai.

"Kita hitung saja jika sebuah mobil dengan pemakaian wajar mencapai 100.000 Km dalam 8 tahun (sesuai umur baterai mobil listrik), dengan asumsi rata-rata 10 Km per liter (Kpl) maka akan menghabiskan 10.000 liter BBM," kata Hendro kepada Kompas.com, Jumat (16/12/2022).

"Jika nilai subsidi BBM mencapai Rp 6.000 per liter maka kita akan menghemat Rp 60 juta rupiah. Ditambah dengan keringanan berbagai pajak (bea masuk, PpnBM, PPN, PKB, BBNKB, dll) maka wajar jika total jumlah subsidi untuk mobil listrik mencapai Rp 80 jutaan," kata dia.

Begitupun dengan insentif motor listrik. Hendro mengatakan motor dihitung dalam jangka penggunaan selama 3 tahun sesuai umur penggunaan baterai dan ditambah dengan subsidi harga listrik PLN.

"Karena daya yang dipergunakan untuk charging sepeda motor relatif kecil, hanya 150 hingga 350 v.a sehingga masih bisa dipergunakan di rumah yang memiliki daya listrik 900 va," kata Hendro.

Hendro mengatakan, Kosmik sudah sejak lama menyadari bahwa sesungguhnya variabel harga baterai seharusnya dianggap sebagai variabel pengganti BBM.

Penjualan baterai dipisahkan dari penjualan kendaraan seperti saat ini, penjualan kendaraan ICE terpisah dari penjualan BBM.

"Jika kita pisahkan harga kendaraan dengan baterainya maka kita akan dapatkan harga kendaraan listik sesungguhnya sama dengan kendaraan ICE, bahkan bisa lebih murah," kata Hendro.

"Katakanlah Ioniq 5 dengan harga Rp 800 jutaan, 50 persennya adalah harga baterai, berarti harga baterainya Rp 400 juta sementara harga kendaraannya sendiri Rp 400 jutaan. Harga Rp 400 jutaan untuk mobil dengan fasilitas dan teknologi terbilang canggih menjadi 'wajar'," kata dia.

https://otomotif.kompas.com/read/2022/12/17/082200915/mengapa-insentif-kendaraan-listrik-bisa-besar-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke