SEMARANG, KOMPAS.com - Tertib lalu lintas dan budaya disiplin berkendara saat ini masih banyak dikeluhkan sebagian besar pengguna jalan. Apalagi saat arus lalu lintas padat.
Banyak kasus pengendara sepeda motor atau pengemudi mobil yang melanggar aturan dan etika karena tuntutan mobilitas tinggi.
Tak heran bila angka kecelakaan lalu lintas beberapa tahun belakangan naik signifikan. Belajar dari pengalaman, Tugu Muda Fortuner Community (TUFOC) mencoba hadir di tengah-tengah sebagai komunitas yang aktif menjadi konsultan keselamatan lalu lintas.
"Dari individu-individu anggota komunitas, kita ajak dan ajarkan arti tertib lalu lintas, budaya antre, dan disiplin berkendara. Budaya kedisiplinan di jalan raya sudah banyak hilang, dan dilupakan karena ego masing-masing," kata Kukuh Aris Mujianto Pengurus Divisi Sponsorship dan Keanggotaan Tugu Muda Fortuner Community (TUFOC), kepada Kompas.com, Jumat (16/12/2022).
"Komunitas kan bagian dari unsur sipil yang punya tanggung jawab mendidik, dan berbagi pengalaman," lanjutnya.
Baca juga: Hajar Bahu Jalan dan Arogan, Cerminan Ulah Anggota Klub Abal-abal
Hal itu juga sejalan cita-cita komunitas otomotif di Tanah Air yang berharap jadi contoh dan teladan. Menurut Kukuh, hal-hal kecil yang diawali menumbuhkan kesadaran dan empati antar sesama nantinya akan tumbuh sendirinya hingga benar-benar berdampak nyata.
Seperti budaya patuh dan disiplin lalu lintas, hal itu banyak dianggap pelajaran dasar mengemudi atau berkendara.
Namun, Kukuh menekankan, pada praktiknya sulit dilakukan, karena faktor psikologis dan sosial yang sensitif dan mudah berubah tergantung faktor eksternal jiwa seseorang.
"Kemacetan dan antre berjam-jam emosional pasti gampang naik turun. Kita tanamkan jalan raya kan milik bersama, jadi ya sebisa mungkin berdaptasi. Sama-sama tau diri lah, ego kita buang sejauh-jauhnya," kata dia.
Tak jarang pula, beberapa event rutin atau Kopdar bulanan wajib diselipkan materi defensive driving. Dengan demikian, menurut Kukuh, diharapkan menyadarkan masing-masing anggota tentang arti keselamatan untuk bersama.
Dengan begitu, ke depannya individu-individu anggota komunitas bisa menjadi pelopor keselamatan dan tertib lalu lintas untuk diri sendiri dan sebisa mungkin ditularkan untuk mengajak pengguna jalan yang lain patuh pada aturan yang berlaku.
"Cerminan diri dahulu sebelum berbagi virus disiplin dan tertib. Kecelakaan lalu lintas itu bisa merugikan diri sendiri dan terutama orang lain. Risiko celaka di jalan raya bertambah besar karena kecerobohan individu, jadi kita sadari di mana letak kesalahan yang dinilai membahayakan keselamatan," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.