JAKARTA, KOMPAS.com - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, Pertalite dan Solar, sudah resmi ditetapkan. Selain itu, pembeliannya juga akan dibatasi termasuk dengan kuota pembelian bagi tiap mobil.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebutkan bahwa BBM bersubsidi akan tetap dibatasi. Dia menambahkan, sekarang Pertamina sedang menyiapkan sistem pengawasan pengaturan dengan digitalisasi.
Baca juga: Harga Vivo Ikutan Naik, Ini Daftar Harga BBM per September 2022
"Diharapkan dengan metode ini, mekanisme ini kita bisa lebih mempertajam ketepatan pemanfaatan BBM subsidi ini untuk yang membutuhkan," ujar Arifin di Istana Merdeka, Sabtu (3/9/2022).
Dengan kenaikan harga tersebut, banyak pemilik mobil sempat beralih menggunakan bensin dari Vivo, yakni Revvo 89. Sebab, jenis bensin tersebut sempat dibanderol lebih murah, yakni Rp 8.900 per liter.
Tapi, mulai Senin (5/9/2022), harganya sudah naik menjadi Rp 10.900 per liter. Selisihnya hanya Rp 900 dan karena bukan BBM bersubsidi, maka pembeliannya tidak akan dibatasi.
Dalam revisi Perpres Nomor 191 Tahun 2014, pembatasan BBM bersubsidi akan dilakukan sesuai dengan kapasitas mesin. Untuk motor, hanya yang di bawah 250 cc. Sedangkan mobil, di bawah 1.400 cc.
Baca juga: Beli Pertalite dan Solar Pakai Aplikasi MyPertamina Ada Jatah Kuota
Kehadiran Revvo 89 bisa jadi pilihan bagi para pengguna mobil 1.500 cc ke atas. Sebut saja para pemilik model mobil penguasa pasar Indonesia, yakni Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, Mitsubishi Xpander, Suzuki Ertiga, dan terbaru Hyundai Stargazer.
Belum lagi ada potensi skema kuota pembatasan, bagi mobil yang diperbolehkan beli Pertalite, adalah 120 liter per bulan. Kalau kuota ini sudah habis, mobil segmen yang diperbolehkan beli Pertalite juga akan beralih ke BBM alternatif dengan harga terdekat, kalau kuota Pertamina habis.
Tri Yuswidjajanto, dosen Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB), mengatakan, orang Indonesia karakternya adalah mau bahan bakarnya seperti apa pun, yang dicari pertama adalah harga.
Baca juga: Ada Kepentingan Dalam Jatah Kuota Pembelian BBM
Namun, untuk Avanza, Xenia, Xpander, Ertiga, atau mobil di kelas 1.500 cc lainnya, BBM yang direkomendasikan adalah RON 92. Sebab, menyesuaikan dengan rasio kompresi mesinnya.
"Jika menggunakan bensin yang RON-nya lebih rendah dari rasio kompresi, akibatnya dapat merusak mesin," ujar Tri, kepada Kompas.com, Minggu (4/9/2022).
Baca juga: Boleh Pakai Pertalite, Hyundai Jamin Garansi Stargazer Tak Gugur
Tri menambahkan, mesin akan mengelitik atau istilahnya knocking. Tenaga yang dihasilkan mesin bisa menurun atau bahkan hilang.
"Kalau knocking dibiarkan saja dan berlangsung lama, piston bisa berlubang," kata Tri.
Selain itu, menurut Tri, bensin yang dikonsumsi juga akan lebih boros. Sehingga, emisi yang dihasilkan juga bisa meningkat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.