JAKARTA, KOMPAS.com - Ajang balap Formula E di Jakarta atau Jakarta E-Prix akan berlangsung di Ancol, Sabtu (4/6/2022). Para tim dan pebalap pun sudah menyiapkan diri sejak Jumat kemarin.
Salah satu kegiatan di hari jumat adalah dengan pengecekan kendaraan atau scrutineering. Uniknya, untuk gelaran di Formula E Jakarta, orang yang melakukan scrutineering atau scrutineer berasal dari Indonesia.
Loqy Siregar, Deputy IV di Jakarta E-Prix yang membawahi persoalan teknis dan juga scrutineer mengatakan, ada 25 orang termasuk dirinya adalah scrutineer lokal yang ditunjuk.
Baca juga: Pendapat Pebalap Nissan e.dams Soal Sirkuit Formula E Jakarta
"Selama kita scrutineering, ada tiga orang kru dari Formula E yang mendampingi kita. Scrutineer yang lokal, semuanya sudah punya lisensi teknik dari IMI, tapi ada juga empat yang volunteer," ucap Loqy kepada Kompas.com di Jakarta, Jumat (3/6/2022).
Loqy mengatakan ada beberapa komponen yang diperiksa pada mobil Formula E, paling utama mengenai keamanannya atau safety. Poin safety di sini seperti safety belt, lampu, HALO, baju dan lainnya.
"Jadi safety belt itu ada ikatan khusus di joknya jadi kalau ada apa-apa (emergency) bisa ditarik untuk mengeluarkan orangnya," ucap Loqy.
Baca juga: Link Live Streaming Formula E Jakarta 2022, Balapan Mulai Pukul 15.00 WIB
Selain itu, untuk mengecek keamanan dari mobilnya sebelum dicek bisa dilihat dari lampu indikator yang ada di bagian depan. Jika menyala hijau, maka mobil aman, kalau tidak menyala, mereka tidak berani pegang.
"Kita enggak memeriksa baterai dan sebagainya, tapi kita harus tahu mobilnya dalam keadaan aman atau enggak untuk dipegang bisa lihat dari lampu indikatornya saja. Kalau lampunya mati, kita anggep enggak aman, jika menyala merah, enggak aman banget, harus panggil teknisi," ucapnya.
Selain safety, spooring, dan kandungan nitro pada ban juga diperiksa. Jadi sudah ada alatnya dan disiapkan oleh pihak Formula E. Ketika redaksi tanya, kebetulan ada dua kendaraan yang belum memenuhi standar keamanannya.
"Tadi ada dua yang kurang, harusnya pakai strap khusus, tapi dia yang biasa. Bagian yang kecil-kecil saja," kata dia.
Loqy menambahkan, awalnya dikira srutineering mobil listrik lebih mudah dibanding kendaraan biasa, ternyata lebih banyak yang dicek.
"Kita pikir enggak banyak yang diperiksa, ternyata enggak enteng juga. Setrumnya itu yang ngeri, 850 volt," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.