Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Berangkat, Pastikan Rencana Perjalanan Mudik Matang

Kompas.com - 25/04/2022, 10:02 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Membuat rencana perjalanan sebelum mudik Lebaran 2022 merupakan jadi aktivitas wajib. Alasannya, agar bisa menghindari hal-hal yang tak diinginkan di jalan, seperti terjebak di kemacetan, mobil mogok, atau tersesat.

Pasalnya, berdasarkan survei Kementerian Perhubungan diprediksi sekitar 85 juta orang akan melakukan perjalanan mudik tahun ini. Lalu 47 persen di antaranya menggunakan jalur darat baik dengan kendaraan umum atau pribadi.

Pemerintah juga sudah menyiapkan beragam skema rekayasa lalu lintas untuk mencegah kemacetan mulai dari satu jalur (one way), ganjil genap, sampai contra flow.

Baca juga: Ini Jadwal Uji Coba Ganjil Genap Arus Mudik di Tol, Senin sampai Rabu

Ilustrasi mudik dengan mobil pribadikompasiana.com Ilustrasi mudik dengan mobil pribadi

"Membuat rencana perjalanan merupakan hal penting guna memastikan kelancaran perjalanan mudik. Pertama, mau lewat jalur mana, apakah utara menyusuri Pantura atau Selatan," kata Founder dan Trainer Global Defensive Driving Center (GDDC), Aan Gandhi, Sabtu (23/4/2022).

"Selain itu perjalanan mudik juga bisa lewat jalan tol tapi perhatikan ada skema lalu lintasnya," lanjut dia.

Lebih lanjut, Aan juga mengingatkan kepada pengendara untuk melihat kondisi arus lalu lintas melalui aplikasi peta online gratis, seperti Google Maps atau Waze.

Cara tersebut dilakukan untuk memastikan rute yang akan dilalui, apakah ditemukan kemacetan panjang atau situasinya ramai lancar.

Baca juga: Kirim Motor Pakai Kereta, Gratis Biaya Kirim Helm

Kepadatan kendaraan menuju Jalan Raya Puncak, Gadog, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (22/8/2020). Tingginya antusias warga untuk berlibur di kawasan Puncak Bogor pada libur panjang Tahun Baru Islam 1 Muharam 1442 Hijriah dan libur akhir pekan membuat kepadatan terjadi di sejumlah titik, Sat Lantas Polres Bogor memberlakukan sistem buka tutup jalur dan sistem lawan arus (contraflow) untuk mengurai kemacetan. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/hp.ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya Kepadatan kendaraan menuju Jalan Raya Puncak, Gadog, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (22/8/2020). Tingginya antusias warga untuk berlibur di kawasan Puncak Bogor pada libur panjang Tahun Baru Islam 1 Muharam 1442 Hijriah dan libur akhir pekan membuat kepadatan terjadi di sejumlah titik, Sat Lantas Polres Bogor memberlakukan sistem buka tutup jalur dan sistem lawan arus (contraflow) untuk mengurai kemacetan. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/hp.

Terakhir, ia juga mengingatkan kepada para pemudik untuk melakukan mapping perjalanan ke kota tujuan mudik. Sehingga, pemudik bisa tahu sejumlah titik untuk bisa beristirahat, makan, atau mengisi bahan bakar bensin.

"Misalkan kalau berangkat dari Jakarta menuju kota A nanti akan istirahat di rest area mana, kemudian akan isi bahan bakar di SPBU mana, dan lain-lain. Pastikan juga BBM tidak kurang dari setengah, bila kurang isi," kata Aan.

Diketahui, sejauh ini Polri telah memetakan sejumlah titik rawan macet selama arus mudik Lebaran 2022. Tercatat, ada 6 titik yang diprediksi bakal terjadi kemacetan.

Baca juga: Kasus Innova Ludes Terbakar, Ini Kemungkinan Penyebabnya

Di antaranya ialah, KM 31-KM 37 arah Cikampek, ruas jalan tol Cikampek dari KM 48-KM 50, dan Gerbang Tol Cikatama (KM 70 sampai KM 72).

Kemudian arah Merak, titik yang diprediksi bakal macet ialah ruas jalan tol Tangerang-Merak mulai dari KM 26 (Gerbang Tol Bitung).

Sementara untuk kendaraan yang mengarah ke Jakata, perhatikan juga ruas jalan tol KM 50-KM 62 dan KM 50-KM 54.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com