JAKARTA, KOMPAS.com - Mengganti pelek roda jadi salah satu cara paling umum dalam modifikasi mobil. Saat memasang pelek aftermarket dengan ketebalan offset yang kurang dari standar, umum digunakan spacer sebagai pengganjal yang dipasang sebelum pelek.
Sesuai namanya, spacer berfungsi memberikan jarak antara tromol dengan pelek agar roda tidak mentok dan menggesek komponen pada kaki-kaki mobil. Berkat spacer, permasalahan pelek yang kandas saat mobil berbelok bisa teratasi.
Meski begitu, apakah aman memasang spacer sebagai pengganjal pelek?
Baca juga: Hyundai Patenkan Teknologi Pintu Belakang Model Geser ke Atas
Bambang Widjanarko, Independent Tire & Rim Consultant, menjelaskan bahwa penggunaan spacer sah-sah saja. Namun wajib diingat, spacer yang dipasang harus berkualitas bukan replika hasil cetakan logam produksi rumahan.
"Spacer yang baik tidak akan pecah jika dibuat dengan bahan yang sesuai. Teknik pencetakan juga sangat berpengaruh. Salah teknik akan terjadi penggumpalan logam dan hasil cetakan akan keropos. Logam harus benar-benar cair saat akan dicetak," kata Bambang kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Ia pun juga mengingatkan saat memasang spacer haruslah kencang. Kondisi kaki-kaki dalam keadaan bersih tidak ada kerak lumpur atau tanah.
Baca juga: Motor Pakai Pelat Nomor Thailand Siap-siap Didenda Rp 500.000
Hal yang sama juga harus diperhatikan saat memasang adaptor pelek. Adaptor berfungsi untuk mengakali pemasangan pelek modifikasi yang lubang baut dan ukurannya tidak sama dengan rumah pelek.
Apabila tromol atau drat baut pelek kotor, lama-lama spacer atau adaptor akan melonggar. Sebab ketika mobil berjalan, kerak kotoran tersebut akan rontok karena getaran.
Ini yang menyebabkan posisi baut yang sebelumnya dianggap sudah kencang jadi longgar. Ketika sudah longgar dan dipaksa berjalan maka risikonya komponen ini mudah retak bahkan pecah.
Baca juga: Senjata Lampu Sorot Bus DAMRI yang Bertugas di Kalimantan
"Jika spacer retak atau pecah, belum sampai pada tingkatan resiko yang bisa mengakibatkan kecelakaan karena spacer hanya bersifat pengganjal antara tromol dengan pelek. Berbeda dengan adaptor. Ini karena adaptor menjadi tempat pegangan pelek. Adaptor pecah bisa menyebabkan roda lepas," kata Bambang.
Bambang menyarankan sebisa mungkin tidak menggunakan kedua komponen tersebut. Sebab tromol dan pelek standar sudah didesain dengan batas toleransi seminimal mungkin agar tetap aman.
Sebagai tambahan, tidak disarankan memasang spacer atau adaptor ketika mobil kerap digunakan untuk perjalanan lintas daerah dengan kondisi jalan yang beragam. Pada dasarnya penggunaan komponen ini lebih ditujukan untuk sisi gaya, bukan utilitas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.