Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Musim Hujan, Potensi Rem Cakram Sepeda Motor Rusak Lebih Besar

Kompas.com - 01/11/2021, 12:02 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap komponen pada sepeda motor, penting untuk selalu dirawat kondisinya. Apalagi, sistem pengereman yang memiliki fungsi sangat vital.

Rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan kendaraan, sehingga kita dapat mengatur kecepatan kendaraan sesuai dengan kondisi yang dihadapi.

Baca juga: Ketahui Alasan Rem Cakram Dibuat Berlubang

Saat musim hujan, tak hanya grip ban saja yang memiliki peran penting. Tapi, sistem pengereman juga sangat diperlukan. Dalam kondisi hujan, rem akan rentan kotor karena terkena cipratan lumpur atau kotoran lain yang terbawa air hujan.

Rem Cakram pada motor Rem Cakram pada motor

Sistem pengereman yang kotor berpotensi membuat kinerja rem menjadi kurang optimal. Bahkan, cakram pada rem tersebut juga bisa mengalami kerusakan.

Johannes B.M.S, Chief Yamaha DDS 3 (Jawa Tengah – DIY), mengatakan, salah satu tips merawat rem cakram motor saat musim hujan adalah membersihkannya dari air hujan setelah pemakaian.

"Apabila berkendara dalam kondisi hujan, maka setelah sampai di tempat tujuan, sebaiknya bersihkan cakram dari air hujan dengan cara yang sederhana, yakni siram cakram dengan air bersih atau gunakan brake cleaner yang direkomendasikan," ujar Johannes, dalam keterangan resminya.

Baca juga: Pelajari Penyebab Munculnya Karat pada Rem Cakram

Johannes menambahkan, keringkan bagian-bagian yang dapat dijangkau dengan menggunakan kain majun yang bersih sambil roda sedikit diputar perlahan. Cara ini akan lebih mudah jika posisi kendaraan pada main stand atau standar tengah.

Ilustrasi cuci motorafifmotor.files.wordpress.com Ilustrasi cuci motor

"Hal ini bertujuan untuk menghilangkan kotoran dan lumpur yang menempel akibat terbawa air hujan yang dapat mengakibatkan karat dan rem menjadi seret," kata Johannes.

Setelah itu, lanjut Johannes, analisa kondisi rem melalui suara yang timbul saat pengereman. Suara yang timbul pada umumnya suara mendecit yang berarti ada kotoran di antara kampas rem dengan piringan cakram.

"Suara yang timbul pada umumnya akan mengurangi daya cengkram rem sehingga pengereman kurang maksimal. Selain itu, adanya suara gesekan yang cukup keras, merupakan ciri kampas rem yang sudah mendekati limit batas ketebalan. Maka untuk penanganan hal ini disarankan melakukan penggantian kampas rem," ujar Johannes.

Rem cakra depan bisa tidak pakem, ketika terkena oli suspensi.Ghulam/KompasOtomotif Rem cakra depan bisa tidak pakem, ketika terkena oli suspensi.

Selanjutnya, Johannes menyarankan untuk menggunakan minyak rem sesuai spesifikasi. Ada dua macam spesifikasi minyak rem yang disarankan untuk sepeda motor saat ini, yaitu DOT 3 & DOT 4. Perbedaan keduanya tidak terlalu banyak, di antaranya zat aditif yang terkandung di dalamnya dan titik didih yang berbeda.

"Namun, jangan salah pilih, khusus pengguna sepeda motor Yamaha dengan sistem pengereman ABS sebaiknya menggunakan spesifikasi minyak rem DOT 4 agar pengereman tetap optimal dan menjaga komponen ABS awet dan tahan lama," kata Johannes.

Ilustrasi berkendara saat hujanfederaloil.co.id Ilustrasi berkendara saat hujan

Untuk menjaga performa pengereman dan komponen ABS agar awet dan tahan lama, disarankan melakukan penggantian minyak rem secara berkala setiap 20.000 km. Lakukan perawatan berkala pemeriksaan seluruh komponen kendaraan setiap 3.000 km atau 3 bulan sekali.

"Untuk menjaga performa pengereman tetap optimal disarankan menggunakan suku cadang asli Yamaha (Yamaha Genuine Part) dengan jaminan kualitas dan keaslian suku cadang Yamaha," ujar Johannes.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau