Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Desain Pelek Gear 125 Disebut Konservatif, Ini Kata Yamaha

Kompas.com - 26/11/2020, 11:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Yamaha Gear 125 resmi meluncur di Indonesia. Jika ditambah dengan Lexi, skutik baru ini merupakan model kesembilan yang mengusung mesin 125cc.

Hal menarik dari Gear 125 ini ialah tetap mempertahankan pelek palang lima. Pelek lingkar 14-inci yang desainnya sudah dipakai dari zaman Mio Sporty.

Spesifikasi pelek ini sama seperti yang dipakai beberapa saudaranya yaitu Mio Z, Mio S, hingga XRide 125. Menjadi rumah untuk ban depan ukuran 80/80 serta belakang 100/70.

Baca juga: Yamaha Hadirkan Skutik Terbaru Gear 125, Harga Mulai Rp 16 Jutaan

Komentar netizen di akun instagram Yamaha IndonesiaFoto: Tangkapan layar akun instagram Yamaha Indonesia Komentar netizen di akun instagram Yamaha Indonesia

Tak ayal timbul anggapan pelek ini terlalu konservatif untuk model baru. Hal itu bisa dilihat dari kolom komentar media sosial Yamaha Indonesia yang menampilkan Gear 125.

Menanggapi hal tersebut, Manajer Public Relation PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) Antonius Widiantoro, balik bertanya konsumen ingin pelek yang seperti apa.

"Desain barunya seperti apa? Artinya seperti ini, saya baca beberapa komentar ini peleknya pelek lama, maksud saya pelek seperti apa yang diinginkan," kata Anton di Jakarta, Rabu (25/11/2020).

"Dengan pelek seperti ini kita memperhitungkan dari sisi penampilan total (total appearance), dari sisi performa, dan kita merasa ini cocok untuk digunakan," katanya.

Anton menepis anggapan pemakaian pelek massal di beberapa tipe dilakukan agar lebih hemat. Sebab katanya, keputusan tersebut bukan semata hitung-hitungan bisnis.

Baca juga: Yamaha Nmax Edisi Quartararo Lebih Mahal Rp 3,5 Juta

Yamaha Gear 125 KOMPAS.com/Gilang Yamaha Gear 125

"Sebetulnya tidak juga. Artinya apakah dengan ini kemudian jadi lebih murah tidak juga. Karena keseimbangan desain seperti apa yang cocok. Menurut desainer ini lebih pas, tapi namanya bentuk pelek selera juga," katanya.

Karakter

Anton mengatakan, produsen pasti punya pertimbangan tersendiri saat mengembangkan suatu model. Terlebih lagi pihaknya tidak bisa mengakomodir semua keinginan pasar.

"Kalau kita mengikuti maunya netizen apakah semuanya juga akan beli kan tidak. Karena itu pabrikan, kemudian desainer, punya idealisme sesuai karakter yang ingin dibangun," katanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke