JAKARTA, KOMPAS.com - Mengemudikan mobil bertransmisi matik memang memberikan kenyamanan yang lebih dibandingkan mobil manual.
Ketika mengendarai mobil bertransmisi otomatis pengemudi tidak perlu sering-sering memindahkan transmisi seperti halnya mobil manual.
Sehingga, pengemudi bisa mengurangi kerja kaki dan tangan kiri untuk memindahkan gigi perseneling.
Tetapi, bagi pengemudi yang masih pemula atau yang baru mengendarai mobil matik kadang masih salah dalam menempatkan posisi kakinya.
Karena sebelumnya sudah terbiasa menggunakan mobil manual, sehingga kaki kiri tetap digunakan untuk menginjak pedal rem.
Baca juga: Blokir STNK yang Mati 2 Tahun Segera Diberlakukan
Kebiasaan itulah yang masih terbawa ketika mengemudikan mobil matik. Training Director The Real Driving Center (RDC) Marcell Kurniawan mengatakan, ketika mengendarai mobil matik kaki yang digunakan hanya kanan saja.
Sedangkan kaki kiri tidak perlu ditempatkan di pedal rem karena justru bisa berbahaya dan berpotensi menyebabkan kecelakaan.
"Cukup kaki kanan saja yang digunakan untuk menginjak pedal gas dan untuk mengerem,” kata Marcell kepada Kompas.com, Kamis (12/11/2020).
Marcell menambahkan, jika kaki kiri sudah memiliki kebiasaan untuk menginjak dengan cepat, seperti menginjak kopling, maka berbahaya bila kaki kiri di rem.
“Bisa saja kita menginjak pedal rem seperti kita menginjak pedal kopling, hingga menyebabkan mobil berhenti mendadak," ujar Marcell.
Baca juga: Blokir STNK Segera Berlaku, Pelajari Regulasinya
Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), mengatakan, ketika mengemudikan mobil matik lebih aman menggunakan satu kaki yakni kaki kanan.
Dengan menggunakan kaki kanan maka pengemudi lebih bisa merasakan tekanan yang dibutuhkan.
"Paling aman dengan satu kaki saja, yaitu kaki kanan. Ini karena pengemudi bisa merasakan feeling untuk mengontrol tekanan ke pedal gas dan pedal rem,” kata Jusri.
Jusri juga mengatakan, mengendarai mobil bertransmisi otomatis tidak disarankan menggunakan kaki kiri untuk menginjak pedal rem.
Baca juga: Blokir STNK yang Mati 2 Tahun Akan Berlaku di Seluruh Indonesia
Hal ini dikhawatirkan tekanan kaki terlalu kuat atau sulit untuk memperkirakan tenaga yang dibutuhkan untuk pengereman.
“Saat ada objek di depan, mobil jadi berhenti mendadak karena rem diinjak dengan keras. Hal ini dapat memicu terjadinya tabrakan dari belakang atau bahkan tabrakan beruntun,” tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.