Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Insentif Pajak Kendaraan Baru, Bikin Penjualan Mobil Malaysia Naik

Kompas.com - 29/09/2020, 09:42 WIB
Dio Dananjaya,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Jikalau di Indonesia baru wacana, soal insentif pajak pembelian mobil baru sebesar 0 persen. Cara ini rupanya sudah lebih dulu diterapkan negara tetangga, Malaysia.

Wacana pemberian insentif ini disampaika Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita demi membangkitkan penjualan mobil yang anjlok diterpa pandemi Covid-19.

Di Malaysia, pemerintah setempat menyiapkan insentif pembebasan pajak pembelian mobil baru untuk sementara waktu.

Dalam pidato rencana pemulihan ekonomi jangka pendek yang disiarkan pada Juni 2020, Perdana Menteri Tan Sri Muhyiddin Yassin mengumumkan sejumlah langkah untuk merangsang ekonomi negara yang terdampak virus corona.

Baca juga: MG Gloster, SUV Baru Penantang Fortuner dan Pajero Sport

Suasana booth Toyota di IIMS 2017.TAM Suasana booth Toyota di IIMS 2017.

Bentuk keringanan yang diberikan adalah pembebasan pajak penjualan 100 persen untuk model rakitan lokal (CKD) dan 50 persen untuk model impor (CBU), mulai 15 Juni sampai 31 Desember 2020.

Untuk diketahui, tarif pajak kendaraan penumpang baik CKD maupun CBU di Malaysia sama-sama sebesar 10 persen.

Artinya, konsumen kendaraan CKD berhak mendapat penghapusan total tarif pajak tersebut. Sementara konsumen kendaraan CBU dikurangi setengahnya menjadi 5 persen.

Baca juga: Pelajaran dari Tewasnya Pengemis akibat Pengemudi Mobil Main Ponsel

Ilustrasi booth Perodua di sebuah pameran otomotif di Malaysia.Facebook.com/Perodua Ilustrasi booth Perodua di sebuah pameran otomotif di Malaysia.

Paultan melaporkan, hasilnya tren penjualan kendaraan mengalami peningkatan. Salah satu faktornya tentu saja karena pembebasan pajak penjualan yang diumumkan pemerintah.

Berdasarkan data Asosiasi Otomotif Malaysia (MAA), penjualan pada Agustus 2020 mencapai 52.800 unit. Meningkat 3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 51.148 unit atau bertambah 1.652 unit.

Namun secara year to date memang belum meningkat signifikan, di mana selama delapan bulan pertama tahun 2020 baru mencapai 285.045 unit. Hasil ini lebih rendah 28,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu 389.319 unit.

Baca juga: Joan Mir Semakin Berbahaya meski Masih Gagal Raih Juara

Suasana Kuala Lumpur saat pembatasan karena virus corona, April 2020.Shutterstock/Hafiz Johari Suasana Kuala Lumpur saat pembatasan karena virus corona, April 2020.

Sedangkan jika dibandingkan penjualan pada Juli 2020 yang mencapai 57.552 unit, terjadi penurunan 8,2 persen pada bulan Agustus yang mencatat 52.800 unit.

“Total volume industri bulan Juli lebih tinggi karena pengumuman insentif pembebasan pajak penjualan,” tulis pernyataan MAA, seperti dikutip dari laman The Star.

“Selain itu, Agustus merupakan bulan dengan hari kerja yang pendek karena banyak hari libur,” kata asosiasi.

Baca juga: PSBB Tahap Kedua Diperpanjang, Ganjil Genap Belum Berlaku

Ilustrasi suasana lalu lintas di Kuala Lumpurmobilmo.com Ilustrasi suasana lalu lintas di Kuala Lumpur

Untuk September 2020, asosiasi memprediksi penjualan akan sama dengan Agustus lalu. Sebab konsumen Malaysia saat ini masih akan berhati-hati dalam membeli mobil.

Namun sejumlah pabrikan otomotif di sana memang tengah gencar melakukan promosi, setidaknya sampai akhir masa pembebasan pajak pembelian mobil baru Desember mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau