JAKARTA, KOMPAS.com – Kecelakaan lalu lintas yang terjadi di jalanan, pada umumnya terbagi menjadi faktor dua penyebab. Pertama, kecelakaan terjadi karena ada pelanggaran aturan lalu lintas dan kedua, faktor human error.
Pelanggaran biasa jadi penyebab kecelakaan di jalan perkotaan, seperti melawan arus, melanggar lampu lalu lintas, dan pelanggaran lainnya. Sedangkan human error, biasa menjadi penyebab kecelakaan dalam kondisi kendaraan berkecepatan tinggi, misalnya jalan tol.
Human error ada tiga bentuknya, pertama yaitu skill based error, lost of situation awareness, dan lost of control.
Salah satu contoh dari skill based error, yaitu rem blong yang disebabkan kesalahan prosedur mengemudi. Kebiasaan pengemudi untuk mengistirahatkan kaki kiri pada kopling mobil manual, jadi salah contoh konkret kesalahan prosedur mengemudi.
Fungsi kendaraan bisa berkurang atau hilang, sehingga ketika dibutuhkan perilaku responsif tinggi dalam kondisi darurat, malah tidak bereaksi.
Baca juga: Berkaca dari Kesialan Miller, Bagnaia Minta Aturan Baru untuk Tear-Off
Mobil elf warna silver dengan nomor polisi E 7027 KA tampak rusak berat dibagian muka setelah sebelumnya menabrak bagian belakang truk Fuso bernomor polisi BE 9069 QC, diJalan Tol Cipali Km 78.300 jalur A Kampung Cimahi, Desa Cimahi, Kecamatan Campaka, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Minggu (3/3/2019) malam sekitar pukul 21.00 WIB. Akibatnya, Sopir Elf dan empat penumpangnya pun meninggal dunia, dua di tempat kejadian perkara (TKP) sedang tiga korban lagi meninggal di Rumah sakit.
“(Kedua) Eror yang mendominasi di jalan tol, yaitu lost of situation awareness atau penurunan kewaspadaan,” ucap Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi Ahmad Wildan, dalam Kuliah Telegram Indonesia Truckers Club, Jumat (25/9/2020).
Penurunan kewaspadaan ini pada dasarnya disebabkan oleh penurunan stamina atau kondisi tubuh, kondisi jalan yang membuat ilusi, dan peningkatan kecepatan dari kendaraan. Contoh dari kasus ini yaitu kejadian tabrak belakang di Tol Cipali yang sering terjadi.
“Hal ini bisa terjadi karena kegagalan pengemudi dalam memprediksi antara kecepatan dirinya dengan kecepatan kendaraan di depan,” kata Ahmad.
Baca juga: Jadwal MotoGP Catalunya Akhir Pekan ini, Balapan Diundur
Eror ketiga, berikutnya yaitu lost of control atau kehilangan kendali. Kehilangan kendali ini merupakan hasil dari pegemudi yang kelelahan, sehingga mengalami micro sleep ketika mengemudi.
“Pada kecepatan 100 kpj, kita tidur sedetik saja maka kendaraan kita akan bergerak sejauh 28 meter diluar kendali kita. Kasus kendaraan yg menyeberang, menabrak tiang tengah jembatan ini adalah kasus lost of control,” kata dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.