Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Sebut Indonesia Siap Jadi Pemain Utama Kendaraan Listrik

Kompas.com - 14/08/2020, 14:21 WIB
Dio Dananjaya,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Dalam pidato kenegaraan dalam rangka HUT ke-57 Kemerdekaan RI, Presiden Joko Widodo menyinggung soal perkembangan kendaraan elektrifikasi di Indonesia.

Jokowi mengatakan Indonesia bisa menjadi pemain utama kendaraan ramah lingkungan, sebab baterai yang menjadi sumber tenaga mobil listrik sudah bisa diproduksi di dalam negeri.

Pengembangan produksi baterai dinilai dapat memperbaiki defisit transaksi berjalan, meningkatkan peluang kerja, sekaligus mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.

Baca juga: Hampir Rampung, Tol Bogor Ring Road Sudah Tembus sampai Semplak

Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato dalam rangka penyampaian laporan kinerja lembaga-lembaga negara dan pidato dalam rangka HUT ke-75 Kemerdekaan RI pada sidang tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR-DPD di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8/2020). Kepala Negara memilih menggunakan pakaian adat Sabu, Nusa Tenggara Timur, pada sidang tahunan yang digelar di tengah pandemi Covid-19 kali ini.ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato dalam rangka penyampaian laporan kinerja lembaga-lembaga negara dan pidato dalam rangka HUT ke-75 Kemerdekaan RI pada sidang tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR-DPD di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8/2020). Kepala Negara memilih menggunakan pakaian adat Sabu, Nusa Tenggara Timur, pada sidang tahunan yang digelar di tengah pandemi Covid-19 kali ini.

Menurut Jokowi, Indonesia memiliki posisi yang strategis dalam pengembangan baterai lithium untuk mobil listrik.

“Biji nikel telah bisa diolah menjadi feronikel, stainless steel, lembaran baja, dan dikembangkan menjadi bahan utama untuk baterai lithium,” ucap Jokowi, dalam pidatonya, Jumat (14/8/2020).

Terlebih Indonesia juga memiliki ketersediaan bahan baku yang bisa dimanfaatkan untuk produksi baterai kendaraan listrik.

Baca juga: Belum Banyak yang Tahu, Ini Arti Warna Coklat dari Rambu Penunjuk Arah

Stasiun pengisian listrik umum (SPLU) Pertamina Green Energy Stationstanly Stasiun pengisian listrik umum (SPLU) Pertamina Green Energy Station

Jokowi menambahkan, kemandirian ini menjadi bukti bahwa Indonesia bisa mandiri dalam pengembangan baterai.

“Hal ini membuat posisi Indonesia menjadi sangat strategis dalam pengembangan baterai lithium mobil listrik dunia dan produsen teknologi di masa depan,”

Seperti diketahui, bahan baku pengembangan baterai lithium seperti nikel dan kobalt terbilang mencukupi di Indonesia.

Baca juga: Langkah dan Biaya Mengurus STNK yang Hilang

 

Ilustrasi baterai pada mobil listrik yang dikemas dalam komponen yang amanelectrec.co Ilustrasi baterai pada mobil listrik yang dikemas dalam komponen yang aman

Pemerintah RI diketahui juga sudah menerima komitmen investasi pada sektor industri pengolahan bahan baku kendaraan listrik.

Misalnya PT QMB New Energy Minerals di Morowali, Sulawesi Tengah, yang telah mengucurkan dana sebesar 700 juta dollar AS.

Kemudian PT Halmahera Persada Lygend yang juga menyuntikkan dana sebesar Rp 14,8 triliun di Halmahera, Maluku Utara.

Tak ketinggalan PT International Chemical Industry yang memproduksi baterai cell lithium ion di dalam negeri dengan nilai investasi Rp 207,5 miliar.

Supaya industri dalam negeri ikut terlibat, pemerintah juga telah membentuk tim yang terdiri dari BUMN di sektor tambang dan energi agar bisa mengembangkan baterai kendaraan listrik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau