Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Bilang Pajak dan Pelat Khusus Mobil Listrik Segera Selesai

Kompas.com - 14/08/2020, 11:15 WIB
Stanly Ravel,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan, mengatakan bakal segera menyelesaikan peraturan terkait pajak dan rencana penggunaan pelat khusus bagi mobil listrik.

Hal ini disampaikan Luhut dalam unggahan di media sosial ketika menyambut kedatangan Presiden Hyundai Motor Asia Pasific yang membawa mobil listrik ke halaman kantornya. Luhut pun sempat menanyakan kapan mobil listrik tersebu akan benar-beanr di produksi dalam negeri.

"Siang ini saya melihat langsung produk mobil listrik dari Hyundai Motors yang dipajang di halaman parkir kantor saya. Pertanyaan pertama yang saya ajukan saat melihat mobil ini kepada Presiden Hyundai Motor Asia Pasific, adalah kapan mobil seperti bisa benar-benar diproduksi di Indonesia?," tulis Luhut dalam akun Instagramnya.

Baca juga: Kemenhub Percepat Penggunaan Kendaraan Listrik

"Dalam pertemuan ini juga kami dari sisi pemangku kebijakan akan segera menyelesaikan peraturan terkait pajak dan rencana penggunaan pelat khusus bagi mobil listrik seperti ini," kata dia.

Pelat nomor kendaraan listrik akan diberikan warna biru pada ruang masa berlakuPolri Pelat nomor kendaraan listrik akan diberikan warna biru pada ruang masa berlaku

Lebih lanjut Luhut menjelaskan bila Hyundai akan menyelesaikan pembangunan pabriknya pada Maret 2021 mendatang. Setelah itu akan dilanjutkan dengan uji coba pembuatan produksi final sampai akhir 2021.

Luhut juga mengatakan bila dalam menjalankan proyek mobil listrik, nantinya Hyundai telah berjanji akan menyerap tenaga kerja dari Indonesia sebanyak 3.500 orang di lahan pabrik seluas 7,7 hektar tersebut.

"Proyek Mobil Listrik kerjasama Hyundai Motors dengan pemerintah Indonesia adalah realisasi dari komitmen investasi yang ditandatangani langsung oleh Presiden Jokowi tahun lalu. Dalam pertemuan ini, saya yakinkan kepada mereka bahwa Indonesia memiliki bahan material salah satu yang terbesar di dunia untuk pembuatan baterai mobil listrik," tulis Luhut.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Siang ini saya melihat langsung produk mobil listrik dari Hyundai Motors yang dipajang dihalaman parkir kantor saya. Pertanyaan pertama yang saya ajukan saat melihat mobil ini kepada Presiden Hyundai Motor Asia Pasific, adalah kapan mobil seperti bisa benar-benar diproduksi di Indonesia? Beliau menjelaskan kepada saya beserta jajaran @kemenkomarves bahwa untuk mewujudkan mobil seperti ini, tentunya butuh pabrik yang mampu memproduksi. Proyek pembangunan pabrik ini akan selesai di bulan maret tahun 2021 dan setelahnya akan dilakukan banyak ujicoba pembuatan sampai produksi final di akhir tahun 2021. Mereka juga sampaikan kemampuan produksinya bisa sampai 250.000 unit per tahunnya. Tentunya dalam menjalankan proyek mobil listrik ini, Hyundai berjanji akan menyerap tenaga kerja Indonesia sebanyak 3.500 orang. Untuk memproduksi dan mewujudkan proyek ini, Hyundai Motors menyiapkan lahan seluas 77 hektar dimana mereka menggelontorkan dana sebesar 1.154 Miliar Dollar. Proyek Mobil Listrik kerjasama Hyundai Motors dengan pemerintah Indonesia adalah realisasi dari komitmen investasi yang ditandatangani langsung oleh Presiden @jokowi tahun lalu. Dalam pertemuan ini, saya yakinkan kepada mereka bahwa Indonesia memiliki bahan material salah satu yang terbesar di dunia untuk pembuatan baterai mobil listrik. Saya juga ingin Hyundai menyampaikan kepada para produsen baterai dan mobil listrik lainnya, bahwa Indonesia saat ini terbuka dengan investasi untuk proyek besar seperti ini. Dalam pertemuan ini juga kami dari sisi pemangku kebijakan akan segera menyelesaikan peraturan terkait pajak dan rencana penggunaan plat khusus bagi mobil listrik seperti ini. Di akhir kalimat saya ingin sampaikan bahwa meskipun kita tengah menghadapi ujian wabah pandemi yang serba tidak pasti seperti saat ini, pemerintah Indonesia tetap aktif menjalankan seluruh komitmen investasi baik dengan IDFC, Uni Emirat Arab, dan Hyundai, meski 3 atau 4 bulan yang lalu komunikasi kami sempat berhenti karena pandemi. Saya percaya bahwa Indonesia mampu menjadi pemain kunci produsen baterai mobil listrik di dunia, dan kita sudah berada di jalur yang tepat untuk menyongsong era kemajuan industri tanah air.

A post shared by Luhut Binsar Pandjaitan (@luhut.pandjaitan) on Aug 13, 2020 at 2:58am PDT

Seperti diketahui, beberapa waktu lalu Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri sudah membahas dan menetapkan wana khusus bagi kendaraan listrik melalui Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) atau pelat nomor.

Perbedaan pelat nomor nantinya terletak dari penggunaan warnanya yang berfungsi untuk membedakan dengan kendaraan biasa sehingga memudahkan dalam memberikan insentif seperti bebas biaya parkir, bebas ganjil genap, dan lainnya.

Baca juga: Resmi, Pelat Nomor Kendaraan Listrik Berwarna Biru

Direktur Registrasi dan Identifikasi (Regident) Korlantas Brigjen Pol Halim Pagarra, pemberian warna ini dilakukan Polri yang merupakan lembaga yang melakukan registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor, termasuk kendaraan bermotor listrik (KBL).

Hyundai menggandeng Grab untuk membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Sebanyak 20 Hyundai IONIQ Electric akan beroperasi mulai awal 2020 di wilayah layanan Grab di Jabodetabek.Dok. Hyundai Motor Company Hyundai menggandeng Grab untuk membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Sebanyak 20 Hyundai IONIQ Electric akan beroperasi mulai awal 2020 di wilayah layanan Grab di Jabodetabek.

"Polri memberikan penandaan pada TNKB KBL berbasis baterai berupa warna biru pada ruang masa berlaku. TNKB sesuai peruntukan kendaraan listrik tersebut," ucap Halim saat dihubungi Kompas.com, beberapa waktu lalu.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com