Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Sepeda Motor Butuh Digitalisasi demi Bertahan di Masa Pandemi

Kompas.com - 16/05/2020, 08:42 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Industri Sepeda motor Indonesia (AISI) berusaha keras agar industri roda dua bisa bertahan melewati masa sulit akibat pandemi Covid-19 atau virus corona.

Ketua Umum AISI Johannes Loman mengatakan, demi bisa bertahan maka semua pihak harus saling bahu-membahu, melibatkan Agen Pemegang Merek (APM), vendor, jaringan diler, lembaga pembiayaan, dan konsumen.

"Memang di sini perlu ada yang memimpin yaitu pasti APM, dan harus berperan untuk melakukan bahu-membahu. Seperti yang kita ketahui juga di industri otomotif, itu terjadi di roda empat," kata Loman di sesi tanya jawab seminar daring, Jumat (15/5/2020).

Baca juga: Penjualan Motor Kuartal I Turun, Ekspor Masih Konsisten

Ilustrasi lelang motor bekashttps://www.motorplus-online.com/ Ilustrasi lelang motor bekas

Loman mengatakan banyak orang yang bergantung dari industri roda dua. Jika dihitung mulai dari karyawan APM, diler, lembaga pembiayaan, hingga pendukung seperti bengkel umum dan logistik bisa mencapai 1-2 juta orang.

"Oleh sebab itu kami asosiasi berusaha terus berdiskusi dengan anggota kami supaya bisa bertahan. Memang di sini peran asosiasi jadi sangat penting karena harus berkomunikasi dengan KPPI, lembaga pembiayaan, dan ini harus diatasi bersama-sama," katanya.

Loman mengatakan, agar bisa bertahan maka ATPM juga harus beradaptasi. Cara-cara konvensioal mungkin sudah tidak releven dalam kondisi pandemi seperti sekarang dalam menggaet kustomer.

"Kita harus berubah, karena konsumen mungkin nanti tidak mau lagi banyak bertemu, dan memang digitalisasi menjadi penting, dimana proses-proses penjualan itu bisa menggunakan digitalisasi," katanya.

Baca juga: Penjualan Motor Bekas Hancur Kena Imbas Pandemi Covid-19

Yamaha WR155 Yamaha WR155

Di satu sisi hal ini bisa jadi halangan tapi juga peluang yang baik. Sebab dengan berbagai perubahan, artinya ATPM sebagai entitas perusahaan dipaksa untuk melakukan peremajaan di banyak sisi.

"Ini mungkin salah satu peluang di kondisi Covid-19 ini perusahaan dipaksa untuk bisa rejuvenation. Kita yakin ini nanti akan selesai, dan saat itu tiba kita semua bisa naik lagi sehingga pertumbuhan ekonomi membaik," katanya.

"Saya kita terakhir kita jangan lupakan bahwa kustomer itu penting, jadi kita harus fokus kepada kustomer, karena koustomer yang akan menemani kita dalam kondisi kita susah," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau