Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara PO Bus Bertahan di Tengah Pandemi dan Larangan Mudik

Kompas.com - 08/05/2020, 10:22 WIB
Gilang Satria,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com -  Salah satu yang terdampak ialah para pelaku di bidang Perusahaan Otobus (PO).

Pemilik PO Sumber Alam, Anthony Steven Hambali, mengatakan, saat ini banyak pengusaha bus yang sudah mulai defisit pengeluaran. Sebab bus tidak bisa beroperasi sedangkan harus bayar pegawai.

Baca juga: Masih Ada PO Bus yang Kucing-kucingan Angkut Pemudik

"Soal keadaan PO Bus, kita istilahnya pendapatan nol, sudah minus, sebisa mungkin bagaimana untuk gaji karyawan. Teman-teman PO Bus sudah bilang kalau begini terus 1-2 bulan sudah keok, tidak mungkin kalau tidak PHK," katanya kepada Kompas.com, Kamis (7/5/2020).

situasi terminal bus akaptribunnews.com situasi terminal bus akap

Pengurus Pengurus Pusat Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (Ipomi) ini juga mengatakan, jika kondisi terus seperti ini maka PO Bus hanya bisa bertahan sekitar dua bulan ke depan.

"Maksimal dua bulan, seperti kondisi saya sekarang ini, kemarin saya jual aset masih ada yang beli walau satu dua (unit), tapi masuk Mei ini orang walau ditawari barang murah juga tidak ada yang beli," katanya.

Baca juga: Jajal Usaha Logistik, PO Bus Terbatas Hanya Kirim Paket Tertentu

Anthony mengatakan, PO bus harus memutar otak agar bisa tetap mendapatkan penghasilan. Salah satunya beralih fungsi dari membawa penumpang menjadi kendaraan niaga angkutan barang.

Armada yang digunakan untuk angkut barang yaitu mikrobus dan bus besar. Untuk mikrobus, kursi penumpang bagian belakang dicopot, sehingga ada ruang yang luas untuk membawa barang.

“Untuk bus, tidak dicopot kursinya, nanti barangnya diletakkan di kabin,” kata Anthony.

Layanan pengiriman barang ini juga mulai diikuti oleh PO lainnya. Seperti PO Safari Dharma Raya dan Harapan Jaya. Melalui instagram PO Safari Dhrama Raya, melayani pengiriman paket cepat.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com