JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu yang terdampak ialah para pelaku di bidang Perusahaan Otobus (PO).
Pemilik PO Sumber Alam, Anthony Steven Hambali, mengatakan, saat ini banyak pengusaha bus yang sudah mulai defisit pengeluaran. Sebab bus tidak bisa beroperasi sedangkan harus bayar pegawai.
"Soal keadaan PO Bus, kita istilahnya pendapatan nol, sudah minus, sebisa mungkin bagaimana untuk gaji karyawan. Teman-teman PO Bus sudah bilang kalau begini terus 1-2 bulan sudah keok, tidak mungkin kalau tidak PHK," katanya kepada Kompas.com, Kamis (7/5/2020).
Pengurus Pengurus Pusat Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (Ipomi) ini juga mengatakan, jika kondisi terus seperti ini maka PO Bus hanya bisa bertahan sekitar dua bulan ke depan.
"Maksimal dua bulan, seperti kondisi saya sekarang ini, kemarin saya jual aset masih ada yang beli walau satu dua (unit), tapi masuk Mei ini orang walau ditawari barang murah juga tidak ada yang beli," katanya.
Anthony mengatakan, PO bus harus memutar otak agar bisa tetap mendapatkan penghasilan. Salah satunya beralih fungsi dari membawa penumpang menjadi kendaraan niaga angkutan barang.
Armada yang digunakan untuk angkut barang yaitu mikrobus dan bus besar. Untuk mikrobus, kursi penumpang bagian belakang dicopot, sehingga ada ruang yang luas untuk membawa barang.
“Untuk bus, tidak dicopot kursinya, nanti barangnya diletakkan di kabin,” kata Anthony.
Layanan pengiriman barang ini juga mulai diikuti oleh PO lainnya. Seperti PO Safari Dharma Raya dan Harapan Jaya. Melalui instagram PO Safari Dhrama Raya, melayani pengiriman paket cepat.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/05/08/102200915/cara-po-bus-bertahan-di-tengah-pandemi-dan-larangan-mudik