Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pekan Pertama WFH Penghasilan Ojol Turun Drastis

Kompas.com - 24/03/2020, 11:52 WIB
Gilang Satria,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Imbauan untuk berdiam diri dan tidak melakukan aktivitas di luar rumah alias work from home (WFH), berdampak pada penghasilan pengendara ojek online (ojol) di DKI Jakarta dan sekitarnya.

Willian Ticoalu, pengendara Gojek, mengatakan, meski baru berlangsung selama sepekan, penghasilannya dari ojol sudah turun 60 persen dibandingkan sebelum adanya wabah virus covid-19 atau corona.

Baca juga: Kemenperin Berduka, Dirjen ILMATE Harjanto Tutup Usia

"Pemasukan berkurang bisa 60 persen, lebih dari setengah. Pengaruh banget. Biasanya sehari 10-11 orderan, paling dikit tujuh dari jam 07.00 WIB - 22.00 WIB, sekarang tidak bisa," kata William, kepada Kompas.com, Senin (23/3/2020).

Pengemudi ojek online membawa barang-barang pesanan penumpang di Jalan Mangga Dua Raya, Jakarat Pusat, Rabu (11/3/2020). Kementerian Perhubungan (Kemenhub) resmi menaikan tarif ojek online untuk zona 2 atau wilayah Jabodetabek pada 16 Maret 2020. Kemenhub memutuskan untuk menaikan tarif batas bawah (TBB) ojol sebesar Rp 250 per kilometer (km) menjadi Rp 2.250 per km, dari sebelumnya Rp 2.000 per km.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Pengemudi ojek online membawa barang-barang pesanan penumpang di Jalan Mangga Dua Raya, Jakarat Pusat, Rabu (11/3/2020). Kementerian Perhubungan (Kemenhub) resmi menaikan tarif ojek online untuk zona 2 atau wilayah Jabodetabek pada 16 Maret 2020. Kemenhub memutuskan untuk menaikan tarif batas bawah (TBB) ojol sebesar Rp 250 per kilometer (km) menjadi Rp 2.250 per km, dari sebelumnya Rp 2.000 per km.

William yang biasa mencari penumpang saat malam hingga pagi hari ini mengatakan, akhir pekan lalu Minggu (22/3/2020), dia bisa dapat enam orderan.

"Kemarin dapat hoki saja, tapi orang lain mungkin gak dapat," katanya.

William memperkirakan kondisi ini akan makin terasa pada pekan kedua WFH. Bukan tak mungkin penurunan pemasukan dari ojol bahkan bisa berkurang lebih banyak lagi.

"Mungkin sekarang (minggu ini) bakal lebih sepi lagi," katanya.

Ilustrasi GrabFoodDok. GrabFood Ilustrasi GrabFood

Syahroni Mukti Ali, pengendara Grab, mengatakan, semenjak ada imbauan WFH target harian 18 poin belum pernah tercapai.

Baca juga: Driver Ojol Khawatir Kehilangan Nafkah Jika Sampai Lockdown

"Waktu dinyatakan ada wabah tapi sebelum yang kerja diliburkan masih lumayan, tapi waktu sudah mulai WFH langsung susah karena mall sudah sepi. Pekan kemarin anak sekolah dan kantor sudah sebagian libur, itu sepi, sampai Kota Kasablanka, mall sebesar itu saja sepi," katanya.

"Selama empat hari kemarin, itu paling tinggi itu cuma delapan orderan, padahal saya keluar dari jam 10 pagi sampai jam 9 malam," katanya.

William dan Ali sepakat mengatakan, sedikit terbantu dengan jenis layanan lain seperti antar makanan dan paket. Tapi itu tetap tidak bisa menutupi jumlah orderan harian yang biasa dilakukan.

Baik William atau Ali, sama-sama sepakat tidak menyalahkan pemerintah atas situasi ini. Keduanya hanya berharap masalah virus corona ini bisa cepat teratasi, dan roda kehidupan bisa kembali berjalan normal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau