BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Daihatsu

Pakai SUV Standar, Keliling Tiga Perempat Indonesia sampai Maluku

Kompas.com - 13/07/2017, 17:31 WIB
Dimas Wahyu

Penulis

Sumber kompas.com

KOMPAS.com - Melihat Indonesia secara langsung sama artinya dengan menjejaki tanahnya, pantai dan lautnya, guanya, gunungnya, menyapa masyarakatnya, menghirup udara desanya, mencari biji kopinya yang khas, mencari tahu langsung mitos-mitosnya, dan hal-hal lain yang kerap kali bahkan masih belum diketahui oleh masyarakatnya sendiri.

Luas Indonesia yang lebih dari 1,9 juta kilometer persegi menyimpan banyak tempat dan budaya sehingga untuk melihatnya secara langsung secara menyeluruh membutuhkan waktu.

Hal itu pula yang dilakukan tim dari Daihatsu menggunakan SUV Terios secara bertahap dalam program Terios 7 Wonders sejak tahun 2012 lalu.

Demi melihat Indonesia sedekat mungkin hingga di ujung timurnya, tim mereka kini sudah menjajaki sekitar tiga perempat negeri menggunakan SUV yang sesuai tradisinya tidak dimodifikasi alias standar.

Terios 7 WondersKompasOtomotif Terios 7 Wonders

"Kondisi mobil tanpa ada ubahan apa pun, bahkan untuk ban juga standar. Kami hanya menambah roofbox untuk mengangkut barang bawaan," ujar Rokky Irvayandi, Domestic Marketing Executive Officer PT Astra Daihatsu Motor, jelang keberangkatan tim Daihatsu Terios 7 Wonders ke Kalimantan, Jumat (28/8/2015).

Biji kopi, “hobbit”, dan gua sungai bening

Daihatsu memulainya di Sumatera ketika kesadaran akan biji kopi Indonesia ternyata mendunia. Mereka menuju salah satu surga kopi, yakni Sumatera.

Tujuh macam kopi di tujuh daerah dicicipi, dari kopi liwa, kopi lahat, kopi pagaralam, kopi empat lawang, kopi curup-kapahiang, kopi mandailing natal, hingga kopi takengon.

Setahun setelah ekspedisi di Sumatera atau 2013, SUV tujuh tempat duduk tersebut ke menelusuri pulau-pulau di selatan Laut Jawa, dimulai dari Pantai Sawarna (Banten), menyambangi Desa Kinarejo yang terkena musibah Merapi (Yogyakarta), lalu menemui masyarakat Suku Tengger di Ranu Pane dan Taman Nasional Baluran yang disebut "Africa van Java" (Jawa Timur).

Tim juga memasuki desa tradisional Rambitan di Lombok, dan Desa Dompu di Pulau Sumbawa (Nusa Tenggara Barat). Perjalanan saat itu berakhir di Taman Nasional Komodo (Nusa Tenggara Timur) yang pada masa tersebut diresmikan sebagai salah satu New 7 Wonders.

Suasana pesisir pantai Tanjung Bira terasa hangat di malam hari.ADM Suasana pesisir pantai Tanjung Bira terasa hangat di malam hari.

Tahun 2014, tim Terios 7 Wonders menjejaki Manado sampai Kepulauan Wakatobi di Sulawesi Tenggara, lalu tahun 2015 giliran Terios dibawa menyeberang untuk menjelajahi Kalimantan yang ternyata memiliki danau tempat menyelam bersama ubur-ubur tanpa sengat.

(Baca: Berenang Bersama Ubur-ubur di Danau Kakaban)

Tahun lalu, Terios kembali ke Nusa Tenggara Timur untuk menjelajahi wilayah yang masih menyisakan misteri, seperti gua yang dipercaya menjadi tempat tinggal manusia hobbit.

(Baca: Terios Sambangi Makam "Hobbit" di Flores)

Juli 2017 ini, perjalanan akan berlanjut lagi ke utara Laut Jawa, tepatnya di Maluku. Tim dengan mobil-mobil Terios tersebut akan merasakan begitu mudahnya memancing ikan cakalang di satu titik di laut Maluku Utara.

Ada juga sungai bening yang dengan perahu akan mengalir melewati gua-gua di Sagea, berlanjut melihat sisa alat perang dan bekas bungker tentara Jepang, hingga sebuah pulau kecil berpasir putih berair bening dengan nama Dodola.

Untuk perjalanan di Maluku ini, cerita dari tempat-tempat yang tiap-tiapnya dieksplorasi habis-habisan seharian itu akan ditayangkan di Kompas.com secara langsung selama tanggal 14-22 Juli nanti.

Baca tentang

komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com