Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pekan Lalu, Jumlah Kecelakaan Truk dan Bus Melonjak

Kompas.com - 25/03/2024, 16:31 WIB
Daafa Alhaqqy Muhammad,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan lalu lintas (laka lantas) yang diakibatkan oleh kendaraan komersial seperti truk dan bus tercatat mengalami peningkatan pada pekan lalu, periode 18 - 24 Maret 2024.

Berdasarkan rekap data Integrated Road Safety Management System alias IRSMS Korlantas Polri, total laka lantas sepanjang periode tersebut berjumlah 1.902 kasus.

Jika data tersebut dipecah, kendaraan komersial yang terdiri dari bus dan truk menyumbang 700 kasus, alias sekitar 25,8 persen dari total keseluruhan laka lantas.

Angka laka lantas akibat kendaraan komersial memang masih terpaut jauh jika dibandingkan dengan motor, yang menyumbang 1.050 kasus alias 65 persen dari keseluruhan jumlah.

Baca juga: Populasi Mobil Listrik Bekas Masih Terbatas, Pedagang Takut Ambil Stok

Sebuah truk pengangkut sampah milik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung mengalami kecelakaan tunggal di Jalan Raya Padalarang, Desa Kertamulya, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, Jumat (22/3/2024).Bagus Puji Panuntun Sebuah truk pengangkut sampah milik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung mengalami kecelakaan tunggal di Jalan Raya Padalarang, Desa Kertamulya, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, Jumat (22/3/2024).

Akan tetapi berdasarkan data IRSMS Korlantas Polri, jumlah laka kendaraan komersial mengalami tren peningkatan, jika dikomparasikan dengan pekan-pekan sebelumnya.

Sebagai referensi, sepanjang periode Maret 2024, persentase sumbangan laka akibat kendaraan komersial tidak pernah melebihi batas 25 persen, dan jumlah kasusnya di bawah 500.

Untuk diketahui, kendaraan komersial seperti truk dan bus memiliki area blind spot besar. Hal ini sangat mempengaruhi area pandang dari pengemudi.

Marcell Kurniawan, Training Director The Real Driving Centre (RDC), mewanti-wanti pengendara motor untuk menghindari bagian belakang kendaraan komersial. Area ini dianggap sebagai titik blind spot terbesar.

Baca juga: Motor Mau Ditinggal Mudik, Sebaiknya Aki Dicabut atau Tidak?

Bus Pariwisata alami kecelakaan hingga tabrak 3 rumah warga, truk, dan 2 sepeda motor di Malang, Rabu (20/3/2024).Dok. Humas Polres Malang Bus Pariwisata alami kecelakaan hingga tabrak 3 rumah warga, truk, dan 2 sepeda motor di Malang, Rabu (20/3/2024).

“Pada setiap kendaraan, terdapat blind spot atau area disekitar kendaraan yang tidak terlihat oleh mata,” kata dia kepada Kompas.com, belum lama ini.

Menurut Marcell, satu anjuran terbaik yang sebaiknya diterapkan pengendara adalah menjaga jarak aman, dan selalu berhati-hati saat hendak mendahului.

“Jangan memaksa mendahului jika tidak memungkinkan. Kalaupun ingin mendahului, ambillah jalur kiri dan pastikan jalur sudah aman,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau