Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Loyalitas Merek pada Pembeli Mobil Listrik Indonesia Luntur

Kompas.com - 31/01/2024, 08:02 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sudut pandang konsumen dalam mempertimbangkan pembelian mobil listrik di Indonesia mengalami perubahan. Karakter loyalitas merek yang kerap jadi andalan merek-merek tradisional otomotif mulai luntur seiring masifnya era elektrifikasi.

Faktanya,  saat ini banyak produsen atau merek kendaraan ramah lingkungan yang masuk ke pasar, bukan dari merek penguasa pasar atau bisa dikategorikan sebagai yang terlaris di Indonesia. Sebut saja Toyota atau Nissan.

Bahkan, dikatakan Ketua Komunitas Mobil Elektrik Indonesia (Koleksi) Arwani Hidayat, saat ini merek bukanlah aspek utama dalam konsumen membeli mobil listrik melainkan jarak tempuh dan fitur.

"Dulu, membeli mobil pasti akan melihat pada brand tertentu. Tentu itu masih jadi pertimbangan, namun sekarang orang lebih mengutamakan jarak tempuh dan fitur atau teknologi," kata Arwani kepada Kompas.com, Selasa (30/1/2024).

Baca juga: Rekam Jejak Toyota bZ4X, Pernah Recall Dua Bulan Setelah Meluncur

Ilustrasi mobil listrik merek Hyundai yang dipamerkanDokumentasi Tim Komunikasi Lifepal Ilustrasi mobil listrik merek Hyundai yang dipamerkan

Teknologi dimaksud, mencakup spesifikasi mobil seperti besaran KWh, daya yang mampu dihasilkan, sampai kelengkapan fitur keamanan aktif maupun pasif.

Faktor lainnya ialah harga, di mana berkat hadirnya insentif pemerintah melalui pembebasan tarif PPnBM dan pemotongan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10 persen, membuat persaingan semakin ketat.

"Kemudian baru merek atau brand-nya dan aftersales, termasuk servis serta ketersediaan komponen. Program garansi juga tidak luput ya dari perhatian apalagi yang menyangkut baterai," ucap Arwani.

Baca juga: Mobil Mewah yang Pakai Pelat Nomor Dewa Dipastikan Palsu

Mobil listrik BYD SealKompas.com/Nanda Mobil listrik BYD Seal

"Namun walau pabrikan memberikan garansi baterai seumur hidup tapi jarak tempuh dan fitur-nya minim, tetap kalah (laku) juga," lanjutnya.

"Jadi pembeli mobil listrik menurut saya sudah mengerti bahwa ketika membeli kendaraan, itu bukan dijadikan sebagai barang investasi, tapi barang konsumsi karena setiap saat keluar model baru terus. Maka, pola pikirnya juga berubah," tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com