Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nikel Melimpah, Indonesia Bisa seperti Arab Saudi di Era EV

Kompas.com - 08/09/2023, 08:02 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho mengatakan, Indonesia bisa seperti Arab Saudi sebagai negara pemasok utama atas sumber daya bahan baku di era kendaraan bermotor listrik.

Anggapan tersebut seiring dengan banyaknya cadangan miteral kritis seperti nikel di Tanah Air, membuatnya sangat diperhitungkan di kancah internasional. Dengan demikian, diperlukan suatu langkah agar pemanfaatan sumber daya ini bisa optimal.

"Indonesia memiliki sumber daya yang cukup terkait dengan nikel untuk bisa memenuhi kebutuhan bagian-bagian dari kendaraan listrik. Saat ini, posisi kami mengkonversi nikel menjadi bahan-bahan untuk baterai yang akan digunakan kendaraan listrik," katanya dalam acara Indonesia Suistainbility Forum di Park Hyatt, Jakarta, Kamis (7/9/2023).

Baca juga: Pemerintah Dorong Ekosistem EV, Investasi Sudah Capai Rp 3,2 Triliun

Tambang nikel di Indonesia.FARIDA INDRIASTUTI/DW Tambang nikel di Indonesia.

"Kita sudah mulai memproduksi baterai di sini tetapi beberapa tahun ke depan bisa naik 70 persen sehingga kita punya potensi seperti Arab Saudi dalam hal minyak," ucap Toto.

"Sekarang, kita harus memastikan nikel ini bisa masuk ke dunia. Jadi tidak hanya masuk ke domestik tapi harus memenuhi kebutuhan materi baterai seluruh dunia. Hal ini merupakan salah satu keuntungan kita," kata dia lagi.

Tidak hanya itu, menurut Toto, Indonesia juga memiliki listrik yang ramah lingkungan karena sudah mulai memasukkan elemen energi baru terbarukan dalam proses hilirisiasi.

Dengan adanya kerja sama antara negara di kawasan ASEAN untuk menciptakan ekosistem kendaraan listrik, potensi yang disebutkan tadi pun semakin nyata.

Sebelumnya, Toto juga mengatakan bahwa kehadiran ekosistem kendaraan listrik, termasuk baterainya akan menjadi kekuatan baru Indonesia dan ASEAN. Kehadiran ekosistem baterai ini menurutnya mampu memacu industri nasional.

Baca juga: Kesalahan Pemilik Mobil, Penyebab Kompresor AC Rusak

Pengemudi ojek daring mengganti baterai sepeda motor listrik dengan yang sudah penuh terisi di Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) di SPBU Pertamina, Jalan MT Haryono, Jakarta, Senin (28/3/2022). Pemerintah Indonesia menargetkan dua juta kendaraan listrik dapat digunakan oleh masyarakat Indonesia pada 2025 sebagai salah satu upaya untuk menerapkan penggunaan energi terbarukan.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Pengemudi ojek daring mengganti baterai sepeda motor listrik dengan yang sudah penuh terisi di Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) di SPBU Pertamina, Jalan MT Haryono, Jakarta, Senin (28/3/2022). Pemerintah Indonesia menargetkan dua juta kendaraan listrik dapat digunakan oleh masyarakat Indonesia pada 2025 sebagai salah satu upaya untuk menerapkan penggunaan energi terbarukan.

Ia mengatakan, baterai yang diproduksi akan sesuai dengan standar yang digunakan di ASEAN. Dengan begitu, Indonesia akan menjadi pemasok baterai EV di seluruh kawasan dan global.

"Baterainya akan suplai sesuai persyaratan di ASEAN dan ekosistem ini akan menguntungkan bukan cuma kawasan, tetapi juga Asia Pacific," kata Toto dalam ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF) 2023, Selasa (5/9/2023).

Selain baterai dengan satu standar ASEAN, ekosistem yang dibentuk juga termasuk battery swapping. Dengan begitu, kendaraan listrik pun bisa dengan memiliki pilihan penambahan daya khususnya untuk roda dua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com