JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah diluncurkan dan dipamerkan, PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) menggelar test drive XForce. Pengetesan dilakukan di Bridgestone Proving Griund, Karawang, Jawa Barat.
Pengetesan kali ini lebih difokuskan pada performa dan akselerasi mobil, suspensi, posisi mengemudi, serta mode berkendara.
Baca juga: Ada XForce, Target Mitsubishi Naik Jadi 10.000 Unit per Bulan
Untuk diketahui, Mitsubishi untuk pertama kalinya menyematkan mode berkendara pada mobil di segmen sport utility vehicle (SUV) ringkas. Apalagi, sekarang terdapat empat mode, yakni Normal, Wet, Gravel, dan Mud.
Pada pengetesan ini, penguji tidak sulit buat mendapatkan posisi berkendara yang ergonomia tidak sulit. Namun, posisi dasbor memang terlihat cukup tinggi, tapi masih dalam batas toleransi.
Sementara untuk visibilitas ke samping kanan dan kiri, serta ke belakang, dirasa tidak ada masalah. Begitu pula dengan tombol-tombol yang ada di konsol tengah atau layar infotainment, semua masih dalam jangkauan pengemudi.
Baca juga: Ulik Fitur Tersembunyi pada Mitsubishi XForce
Peserta tes diberi kesempatan tiga lap untuk memutari trek pengetesan. Trek tersebut juga sudah diberi rintangan permukaan jalan yang basah, jalan rusak, dan slalom.
Pada lap pertama, mode berkendara yang dipilih adalah Normal. Tarikan bawah dirasa cukup responsif, begitu pula dengan setir. Ketika slalom melewati trek basah dengan kecepatan 40 kilometer per jam, mobil masih terasa mudah dikendalikan.
Pada lap kedua, mode berkendara diganti ke Wet. Pada mode ini, sistem secara otomatis meningkatkan kontrol traksi. Selain itu, Active Yaw Control juga ditingkatkan untuk menjaga mobil tetap terkendali saat menikung.
Sensitivitas pedal gas pada mode ini dikurangi dan respons setir menjadi lebih berat. Sehingga, dapat mencegah mobil lepas kendali saat menikung di permukaan jalan yang basah atau licin.
Pada Bridgestone Proving Ground, terdapat bundaran yang sudah disiram atau dibasahi air. Peserta tes kemudian diberi kesempatan untuk mengitarinya sebanyak empat lap, dua lap dengan mode Normal dan dua lap dengan mode Wet. Perbedaan dari kedua mode ini bisa dibilang sangat terasa.
Kemudian, dalam pengetesan ini, terdapat bagian trek yang permukaannya dibuat dengan tidak rata. Bahkan, perbedaan tinggi permukaannya cukup signifikan.
Ketika XForce melaju dengan kecepatan 60 kilometer per jam melewati permukaan jalan tersebut, suspensi terasa cukup baik meredam getaran. Meski guncangan di kabin cukup terasa, tapi tidak sampai ke tahap yang mengganggu.
Product Appeal Evaluation Departement Mitsubishi Motors, Masahiro Tamura, mengatakan, suspensi yang digunakan mirip dengan yang disematkan pada Xpander. Tapi, sudah diberikan peningkatan.
Khususnya pada suspensi belakang, dengan tingkat pegas dibuat lebih empuk hingga 20 persen. Sebab, XForce memiliki bobot lebih ringan hingga 100 kilogram dibandingkan Xpander. Diameter pada batang sokbreker juga dibuat lebih besar.
Pengetesan terakhir difokuskan pada kemampuan akselerasinya. Dapur pacu XForce sama seperti Xpander, baik tenaga maupun torsi yang dihasilkan. Tapi, dengan dimensi yang berbeda, tentu kemampuan berkendara yang dihasilkan menjadi berbeda.
Namun, CVT pada XForce lebih ditingkatkan. Saat pedal gas diinjak tidak penuh, perpindahan gigi terasa lebih mulus. Hasilnya, efisiensi bahan bakar jadi meningkat.
Tapi, ketika pedal gas diinjak seratus persen hingga mentok, perpindahan gigi sangat terasa dengan 8-percepatan yang dimilikinya. Selain itu, mobil juga jadi terasa lebih bertenaga.
Secara keseluruhan, akselerasi XForce cukup mumpuni untuk dibawa berkendara harian. Mode berkendara Wet juga bukan sekadar gimik, karena berfungsi sepenuhnya. Namun, menurut redaksi, salah satu keunggulan yang menonjol pada mobil ini ada pada suspensinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.