Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tantangan dan Potensi Indonesia Menuju Era Kendaraan Listrik

Kompas.com - 24/07/2023, 15:41 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan beragam tantangan untuk menuju era elektrifikasi kendaraan bermotor dan hal-hal yang potensial di Indonesia guna menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK).

Salah satu tantangan dimaksud ialah ketersediaan komponen baterai dan sektor hulu khususnya pengolahan bahan mentah.

Demikian dikatakan Arifin dalam Pertemuan Clean Energy Ministerial ke-14 dan Mission Innovation ke-8 di Goa, India sebagaimana keterangan resminya pada Minggu (23/7/2023).

Baca juga: Suhu Panas Bisa Buat Jangkauan Kendaraan Listrik Berkurang

Menteri ESDM ArifinTasrif saat berada di KIT Batang Jawa Tengah.Kompas.com/Ari Himawan Menteri ESDM ArifinTasrif saat berada di KIT Batang Jawa Tengah.

"Indonesia berkomitmen untuk melawan perubahan iklim dan mengambil aksi-aksi global untuk mengurangi emisi GRK. Kami telah membangun roadmap untuk menuju Net Zero Emission (NZE) dalam rangka dekarbonisasi sistem energi pada 2060 atau lebih cepat dengan dukungan internasional," ujar dia.

Untuk mencapai target NZE, katanya, diperlukan dekarbonisasi suplai energi melalui optimalisasi pembangkit energi terbarukan, memperluas infrastruktur transmisi dan distribusi.

Kemudian, pemanfaatan potensi carbon storage untuk menangkap emisi dari industri yang hard-to-abate, serta mengembangkan bahan bakar rendah karbon juga jadi perhatian utama.

Arifin menambahkan, sektor kelistrikan akan mencapai puncak emisi antara periode 2035 dan 2040.

Baca juga: Ada Risiko Investasi Mobil Baru Buat Jadi Sewaan

"Namun kita akan dapat mencapainya lebih cepat apabila mendapat dukungan internasional," sambungnya.

Untuk mencapai NZE, penggunaan teknologi yang mutakhir dan keberadaan industri pendukung sangat diperlukan. Tantangan saat ini adalah ketersediaan teknologi energi bersih dengan harga terjangkau.

"Kerja sama dan solusi dalam teknologi memiliki peran yang kritikal dalam dekarbonisasi sektor kelistrikan dan industri yang hard-to-abate. Kendaraan listrik berbasis baterai menjadi teknologi kunci untuk menurunkan emisi di sektor transportasi," ujar Arifin.

Dia bilang, Indonesia memiliki target 2 juta mobil listrik dan 13 juta sepeda motor listrik pada 2030. Saat ini, pemerintah memberikan insentif kepada masyarakat dalam membeli kendaraan listrik baru maupun konversi sepeda motor berbahan bakar minyak menjadi sepeda motor listrik.

Baca juga: Ketahui Penyebab Baterai Motor Listrik Tidak Bisa Dicas

Ilustrasi kendaraan listrik.(Dok. Shutterstock/ BigPixel Photo) Ilustrasi kendaraan listrik.

"Ketersediaan baterai sangat krusial dalam menyukseskan program kendaraan listrik dan pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Kami mengharapkan investasi dan kerja sama untuk mengubah pengolahan nikel menjadi industri manufaktur baterai," kata Arifin.

Arifin juga menggarisbawahi peran CCS atau CCUS untuk dekarbonisasi industri hulu migas dan sektor industri yang hard-to-abate, seperti semen dan petrokimia.

"Kami membutuhkan dukungan investasi dan penelitian bersama untuk mengembangkan potensi penyimpanan CO2 dari minyak dan gas yang habis dan akuifer garam dengan total kapasitas penyimpanan 12,2 miliar ton CO2," kata dia.

Adapun saat ini, Kementerian ESDM memiliki 15 proyek CCS/CCUS yang akan beroperasi sebelum tahun 2030 dengan kapasitas penyimpanan hingga 68 juta ton CO2.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com