Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Metode Stall Test dalam Pengecekan Transmisi Mobil Matik

Kompas.com - 15/06/2022, 13:12 WIB
Erwin Setiawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengecekan transmisi matik pada mobil bekas ada berbagai cara, salah satunya, dengan cara stall test. Metode ini memang terkesan sedikit ekstrem, tapi faktanya bisa diterapkan.

Stall test sendiri merupakan pengecekan yang dilakukan guna mendeteksi kekuatan kampas kopling, sekaligus mendeteksi terjadinya kerusakan pada komponen transmisi AT seperti seal dan komponen lain yang berhubungan dengan kekuatan tekanan oli transmisi.

Dengan menghubungkan putaran mesin ke transmisi atau posisi tuas transmisi di D, dan menahan laju kendaraan dengan menginjak pedal rem secara maksimal. Maka pengecekan bisa segera dilaksanakan dengan menginjak pedal gas penuh selama kurang dari 30 detik.

Baca juga: Begini Trik Aman Parkir Mobil Transmisi Matik di Lahan Miring

Tuas transmisi mobil matik- Tuas transmisi mobil matik

Nah, selama 30 detik kurang tersebut dapat dibaca hasil pengukurannya melalui tinggi putaran mesin yang tertera di tachometer di dalam instrumen panel.

Foreman Nissan Bintaro Ibrohim menjelaskan, stall test bisa digunakan untuk mendeteksi ada kerusakan komponen AT atau tidak. Paling penting, diperlukan keahlian khusus dalam melakukannya, jangan melakukan sendiri di rumah tanpa pendampingan ahli.

“Jika putaran mesin selama melakukan test stall di antara 1500 rpm sampai 1700 rpm maka bisa disimpulkan transmisi AT masih bagus, tapi jika putaran mesin di atas angka tersebut besar kemungkinan ada kopling AT yang sudah selip,” ucap Ibrohim kepada Kompas.com, Sabtu (11/6/2022)

Baca juga: Pengemudi Pemula, Jangan Pindah Tuas Transmisi Matik ke N di Turunan

Sistem transmisi matik milik Chevrolet Trax.Kompas.com/Alsadad Rudi Sistem transmisi matik milik Chevrolet Trax.

Stall test ini merupakan pengujian kekuatan kampas kopling di dalam transmisi AT. Sementara angka 1500 rpm sampai 1700 rpm itu adalah patokan yang bisa dihafal ketika melakukan stall test pada mobil yang memiliki transmisi AT sehat atau masih baru.

Cara itu sama saja dengan montir profesional yang mengecek tekanan oli transmisi menggunakan ATF pressure gauge ketika melakukan stall test. Dari angka tersebut, montir profesional akan melihat spesifikasi tekanannya lalu dibandingkan dengan standar pabrik. Jika masih masuk spek, maka transmisi bisa disimpulkan masih bagus.

Seperti yang diketahui, stall test ini semacam mengadu kekuatan jadi memang benar-benar tidak boleh terlalu lama dalam melakukannya.

Ketika tekanan oli transmisi kuat ini artinya kampas kopling masih bagus. Sedangkan bila hasilnya kurang, maka kesimpulannya ada kebocoran oli transmisi dalam sistem.

Baca juga: Cara Benar Mengemudikan Mobil Transmisi Matik di Lampu Merah

Transmisi All New Ertiga Suzuki Sport Finest FormKompas.com/APRIDAMEGANANDA Transmisi All New Ertiga Suzuki Sport Finest Form

Kebocoran oli tersebut bukan tanpa sebab, melainkan ada salah satu atau beberapa plat kopling yang selip sehingga oli transmisi bocor dalam sistem tersebut.

Kebocoran ini akan selalu berbarengan dengan naiknya putaran mesin dan turunnya tekanan oli transmisi.

Selipnya kampas kopling tersebut juga bisa disebabkan oleh seal yang sudah keras atau mengalami kerusakan. Sebab, kampas kopling dan seal ini bekerja sama dalam satu kelompok, ada yang dinamakan forward clutch, reverse clutch, one way clutch dan lain-lain.

Jadi, tanpa alat ATF pressure gauge pun, transmisi AT masih bisa dicek dengan metode stall test. Dengan diketahui ada kampas kopling yang selip, maka sudah bisa disimpulkan bahwa transmisi tersebut bermasalah, menurut Ibrohim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau