JAKARTA, KOMPAS.com – Kasus rem blong di Indonesia memang sering dialami oleh bus dan truk. Belum lama ini juga terjadi kasus bus yang terperosok ke jurang di Sumedang, tepatnya di turunan Cae, sebanyak 29 orang meninggal.
Berdasarkan data dan fakta Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), dari semua kejadian rem blong yang dialami bus dan truk, kebanyakan terjadi di jalan yang menurun dan atau berkelok.
Penyebabnya juga didominasi oleh kegagalan pengereman jenis brake fading (kampas rem yang mengalami overheat). Sisanya terkait malfungsi pada teknologi kendaraannya.
Baca juga: Catat, Ini 5 Jenis Pelanggaran Baru yang Terdeteksi Kamera Tilang Elektronik
Senior Investigator KNKT Ahmad Wildan menjelaskan, brake fading dipicu oleh pengemudi yang menggunakan gigi tinggi saat melewati jalan menurun dan panjang. Sehingga pengemudi hanya mengandalkan rem utama untuk mengurangi kecepatan.
“Ketika kampas panas, dia injak rem tapi roda tetap bergulir. Semua pengemudi pasti panik, langkah selanjutnya yang dia lakukan saat panik adalah mengocok rem, memastikan dapat pengereman,” ucap Wildan dalam acara Konsinyering Penyusunan Modul Tata Cara Pengereman Angkutan Barang di Bogor, Selasa (23/4/2021).
Hal yang salah saat mengocok rem, setiap diinjak, akan membuang angin. Pada saat tekanan udara di air tank kurang dari 6 bar, pedal rem dan kopling akan keras untuk ditekan. Jadi pengemudi merasa pedalnya keras, tidak bisa diinjak.
Baca juga: Lakukan Ini Jika Dapat Surat Tilang Elektronik Tapi Kendaraan Bukan Punya Kita Lagi
“Pengemudi panik, dia melakukan kesalahan ketiga, memindahkan gigi secara paksa tanpa menginjak kopling. Saat itu pasti terdengar suara “grekk” dan transmisi jadi netral, kecepatan semakin tidak terkendali," ucap Wildan.
Makanya kecepatan saat bus atau truk alami rem blong, kisaran 90 kpj, 100 kpj, sampai 120 kpj. Upaya terakhir pengemudi yaitu tarik hand brake, cuma percuma saja karena kampas overheat jadi tidak mengunci roda.
“Kejadian di Sumedang, hand brake sudah ditarik tetapi rodanya tetap berputar, saya tidak ditemukan jejak pengereman di aspal maupun di roda. Besok paginya, roda mengunci keras karena kampas sudah dingin,” ucapnya.
Dari kejadian di Wado, Sumedang, tidak ada kesalahan pada kampas dan sistem pengeremannya. Sayangnya saat kejadian rem blong, kampas rem sudah overheat sehingga ban tetap berputar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.