JAKARTA, KOMPAS.com - Populasi mobil matik sekarang ini mungkin sudah mengalahkan mobil bertransmisi manual. Sebab, mobil matik lebih praktis dalam pengoperasiannya. TIdak perlu repot-repot mengoper gigi atau menginjak kopling.
Namun, kemudahan yang ditawarkan tersebut yang terkadang membuat sebagian pengemudi mobil matik jadi terlena. Banyak juga yang melakukan kesalahan saat mengemudi.
Baca juga: Hati-hati Salah Injak Pedal Mobil Transmisi Matik Bisa Berujung Petaka
Anjar Rosjadi, Service Part Division Head PT Astra Daihatsu Motor (ADM), mengatakan, beberapa kesalahan tersebut memiliki efek yang negatif bagi mobil atau keselamatan berkendara.
1. Posisi Transmisi saat Lampu Merah
Menurut Anjar, kesalahan pertama adalah posisi transmisi tetap di D saat menunggu lampu merah. Khawatirnya ketika pengemudi lelah dan tekanan atau kekuatan injakan pada pedal rem berkurang. Akibatnya, mobil bisa berjalan tanpa diinginkan.
“Berpotensi menabrak mobil di depannya,” ujar Anjar kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
2. Posisi Kaki
Tak sedikit pengemudi mobil matik yang meletakkan kedua kakinya pada pedal rem dan gas. Padahal, mengendarai mobil matik hanya membutuhkan kaki kanan saja.
“Ini berbahaya, sebab kontrol kendaraan menjadi sulit dan membuat kampas rem cepat habis. Jadi harus membiasakan menggunakan satu kaki,” kata Anjar.
Baca juga: Cegah Vapor Lock, Begini Cara Gunakan Engine Brake pada Mobil Matik
3. Posisi Transmisi di Jalan Menurun
Ketika berkendara di kondisi jalan menurun, sebagian pengemudi tetap memosisikan transmisi di D atau di L. Disarankan untuk mengombinasikan antara posisi transmisi D dan L. Jika selalu pakai L, kopling transmisi akan jadi panas.
Sementara, jika selalu di D, khususnya turunan yang curam, akan mengurangi adanya engine brake. Sehingga, mobil lebih cepat meluncur dan untuk mengurangi lajunya hanya mengandalkan rem saja.
4. Kurang Memerhatikan Posisi Transmisi saat Parkir
Banyak pengemudi mobil matik yang kurang memerhatikan posisi transmisinya saat akan parkir atau keluar parkir, dan menginjak gas secara agresif.
“Mereka pikir mobil maju, padahal posisi gigi mundur, karena agresif injek gasnya, mobil jadi meluncur tidak terkendali,” ujar Anjar.