JAKARTA, KOMPAS.com - Menabrak mobil atau sepeda motor dari depan dan belakang, paling sering terjadi di Indonesia. Tabrakan beruntun antara satu kendaraan dengan yang lain sangat berbahaya, merugikan keselamatan dan materil.
Banyak faktor yang bisa menyebabkan kecelakaan itu terjadi. Contoh, sopir kurang waspada, hingga mengantuk kerap menjadi penyebab utama.
Menurut Edo Rusyanto, Koordinator Jaringan Aksi Keselamatan Jalan (Jarak Aman), mengatakan, terdapat tiga aspek penting yang wajib diterapkan oleh pengemudi atau pengendara jika mau menghidar terlibat dari tabrakan beruntun.
Baca juga: Cara Loyalis Mobil Putih Pulihkan Sektor Wisata Akibat Pandemi
Pertama, senantiasa melepas pandangan jauh ke depan untuk menyerap informasi sebanyak-banyaknya.
“Paling penting, soal pergerakan kendaraan di depan bisa menjadi poin penting dalam mengambil keputusan, seperti mengerem atau menambah kecepatan,” ujar Edo belum lama ini kepada Kompas.com.
Baca juga: Optimisme Honda Luncurkan All New Scoopy di Tengah Pandemi
Kedua, wajib menjaga jarak minimal dan jarak aman antar kendaraan bermotor.
Terakhir, jika ingin pindah lajur diwajibkan menyalakan lampu isyarat (sein).
“Perhatikan juga kondisi di sekitar dengan cara melihat kaca spion, jika sudah aman baru diperbolehkan,” kata Edo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.