Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Bahayanya Semprot Motor Pakai Cairan Disinfektan

Kompas.com - 04/06/2020, 18:22 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah pandemi Covid-19 atau virus corona, menjadi pemandangan normal ketika ada penyemprotan cairan disinfektan. Namun, ternyata cara pencegahan penyebaran virus ini bisa berdampak buruk.

Sebab, jika dilihat dari video yang viral di media sosial, seperti yang diunggah akun @bataviainfo, penyemprotan cairan disinfektan pada sepeda motor dapat menyebabkan kebakaran. Diketahui, insiden tersebut terjadi di India.

Baca juga: Mobil Desa Ini Berubah Jadi Kendaraan Penyemprot Disinfektan

Ribut Wahyudi, Kepala AHASS Bintang Motor di Cinere, mengatakan, jika dilihat dari videonya, cairan yang disemprotkan cukup banyak dan mesinnya cukup panas.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Detik-detik Motor Terbakar saat Disemprot Disinfektan. Cairan disinfektan dianggap sebagai salah satu bahan yang ampuh, untuk mencegah penyebaran virus COVID-19. Senyawa kimia yang dikandung cairan itu, bisa membunuh virus dan bakteri dalam waktu singkat. Sejak dunia dilanda wabah virus corona, penggunaan cairan disinfektan jumlahnya meningkat tajam. Pabrik kewalahan memenuhi permintaan, sehingga stok di pasaran sering kosong. Sebagai alternatif, warga membuat sendiri cairan tersebut. Caranya adalah dengan mencampur alkohol, dengan beberapa senyawa lain. Ada juga yang menambahkan cairan beraroma, agar wangi saat disemprotkan di rumah. Cairan disinfektan juga dimanfaatkan, untuk mensterilkan kendaraan. Banyak kantor maupun akses masuk ke komplek, yang dibekali semprotan khusus. Semua yang melintas, baik mobil maupun motor, harus melalui proses tersebut. Hal ini tidak hanya dilakukan di Indonesia, namun juga di banyak negara lain, termasuk India. Namun, niat mensterilkan kendaraan di negara tersebut baru-baru ini justru menimbulkan celaka. Dilansir dari Motoroids, Selasa 2 Juni 2020, peristiwa bermula saat beberapa pengendara motor disemprot dengan cairan disinfektan. Awalnya, proses tersebut berjalan dengan lancar. Namun, semuanya berubah jadi bencana, saat seorang pengendara motor jenis sport melintas. Sisi kanan motor yang disemprot cairan, mendadak muncul kobaran api. Pengendara tersebut kemudian membiarkan motornya roboh, dan segera lari menjauh dari lokasi. Sementara itu, petugas penyemprot panik, berusaha memadamkan api. Diduga, api muncul akibat kandungan alkohol yang ada dalam cairan tersebut cukup tinggi. Ketika senyawa itu disemprotkan ke area knalpot, maka api bisa muncul dan menimbulkan kebakaran. Artikel: Viva.co.id @kalseltoday @eportal.id @bataviainfo . #videoviral #disinfektan #cegahcorona #cegahcovid19 #eportalid #bataviainfo

A post shared by Batavia Info (@bataviainfo) on Jun 3, 2020 at 6:42am PDT

"Namun, saya belum bisa menyimpulkan kandungan alkohol berapa banyak yang bisa terbakar dan panas berapa derajat yang bisa membakar cairan disinfektan," ujar Wahyudi, ketika dihubungi Kompas.com, belum lama ini.

Endro Sutarno, Technical Service Division PT Astra Honda Motor (AHM), menambahkan, perlu dilihat kembali komposisi dari bahan disinfektan tersebut.

"Selain itu, kondisi dari sepeda motor pun perlu dicek apabila ditemukan kebocoran pada bagian busi atau knalpot, karena hal tersebut juga dapat memicu kebakaran," kata Endro.

Baca juga: Loyalis Calya Bantu Damkar Semprot Disinfektan

Riecky Patrayudha, Head of Service PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), mengatakan, sumber api biasanya dari bagian penghasil panas mesin, seperti knalpot atau dari percikan bunga api.

"Percikan bunga api bisa dari kabel busi yang bocor atau saklar elektronik yang sedang mengalirkan arus listrik," ujar Riecky.

Menurut Riecky, cairan disinfektan yang mengandung alkohol tidak boleh disemprotkan dekat dengan panas, sumber api, atau percikan listrik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau