Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beli Dcab Bekas Tambang, Siap-siap Perbaiki Komponen Ini

Kompas.com - 23/04/2020, 10:22 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Memiliki pikap kabin ganda/double cabin (dcab) menjadi keinginan beberapa orang karena memiliki tampilan yang gagah. Bagi yang ingin membeli dcab bekas, ada opsi yang lebih murah yaitu membeli kendaraan bekas perusahaan tambang.

Membeli dcab bekas tambang memang bisa menghemat puluhan juta rupiah, daripada membeli milik pribadi. Namun, karena berstatus kendaraan bekas area tambang, maka sudah pasti habitat lingkungan serta kebiasaan operasional juga akan berbeda dari pemilik pribadi.

Suparna, Kepala Bengkel Auto2000 Cilandak, mengatakan, karena dcab bekas dari area tambang sudah pasti kerap melewati jalan yang berlumpur dan jelek. Selain itu, kendaraan operasional tentu punya perawatan berbeda yang lebih mementingkan fungsi ketimbang kenyamanan.

Jadi, kata Suparna, ketika membeli dcab bekas tambang, harus cek pada bagian kaki-kaki, termasuk sasis yang rawan berkarat atau keropos.

Baca juga: Aturan Berkendara Selama Masa PSBB Bandung Raya

Pikap kabin gandaDarmawan Saputra Pikap kabin ganda

“Pada bagian kaki-kaki, perhatikan kondisi shock absorber depan dan belakang, karet-karet dan link stabilizer, karet mounting, ball joint, dan tie rod steer,” kata Suparna kepada Kompas.com, Rabu (22/4/2020).

Selain itu, kerusakan yang bisa terjadi pada kaki-kaki yang paling parah yaitu pada Propeller Shaft. Karena sering terkena lumpur, bagian flexible joint bisa macet. Untuk bagian sasis yang bermasalah, ada ciri-cirinya.

“Ada bekas las dan cat baru, ini merupakan tanda dari sasis sudah ditambal bagian yang rusak atau berkarat,” ucap Suparna.

Baca juga: Mulai Berlaku Jumat, Ini Sanksi untuk yang Nekat Mudik

Beberapa model kendaraan dcab yang dijual di showroom mobil bekasSetyo Adi/Otomania Beberapa model kendaraan dcab yang dijual di showroom mobil bekas

Suparna juga menjelaskan ketika dipakai jalan lurus, biasanya kendaraan cenderung bergerak ke satu sisi, baik kanan atau kiri, tidak center. Ciri ini muncul kalau kendaraan pernah mengalami kecelakaan atau kerusakan pada sasis.

Karat yang biasa ada di dcab bekas area tambang tidak menentu lokasinya, tapi paling banyak ada pada bagian depan dan dekat dengan kaki-kakinya. Posisi tersebut memang paling rendah dan sering terendam air atau terkena lumpur.

“Biaya perbaikan untuk kaki-kaki sangat bervariasi, harus lihat kondisi kendaraannya seperti apa. Namun kalau suku cadang paling mahal yaitu mengganti steering rack set,” kata dia.

Kalau ingin mengganti sasis juga bisa dilakukan, namun harus melakukan pengajuan resmi ke kepolisian dan pabrikan. Suparna mengatakan prosesnya juga cukup lama, bisa tiga bulan bahkan lebih. Masalahnya, sasis itu setara dengan 30-40 persen harga dcab itu sendiri. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau