Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Dua Musuh Berbahaya Saat Tempuh Perjalanan Jauh

Kompas.com - 23/04/2020, 09:02 WIB
Aprida Mega Nanda,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menetapkan larangan mudik Lebaran saat pandemi corona, kebijakan ini secara resmi mulai berlaku pada Jumat (24/4/2020).

Meski demikian, nyatanya masih banyak masyarakat yang "bandel" dan tetap memilih mudik sebelum peraturan ini resmi diberlakukan.

Menempuh perjalanan jarak jauh, seperti mudik, menggunakan mobil pribadi sangat melelahkan. Tidak heran, jika banyak kasus kecelakaan lalu lintas yang disebabkan masalah tersebut.

Penting untuk diketahui, masalah kelelahan dalam berkendara yang kerap menyebabkan kecelakaan lalu lintas ternyata bukan hanya sekadar microsleep, melainkan ada juga yang namanya auto behavior syndrom atau ABS.

Baca juga: Cara Mudah Periksa Kesehatan Mobil Matik Selama PSBB

Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, mengatakan, antara microsleep dan ABS memiliki perbedaan yang harus dipahami pengendara.

“Dua faktor penyebab kecelakaan saat perjalanan jauh ini memiliki artian yang berbeda. Kalau microsleep, terjadi karena kondisi yang mengantuk akibat banyak kegiatan yang monoton. Sementara ABS, kondisi di mana pengemudi benar-benar mengalami kelelahan dengan tingkat yang sangat tinggi,” ujar Jusri kepada Kompas.com.

Baca juga: Jangan Malas Cek Kondisi Cairan Rem Sepeda Motor

Jusri melanjutkan, “Microsleep memiliki periode yang cepat karena otak yang tak mendapat rangsangan. Sementara ABS memang tak bisa ditolak, karena prosesnya itu kompleks yang mana tubuh sudah sangat lelah dan tidak bisa dikontrol akibat perjalanan jauh dan kurang istirahat.”

Menurut Jusri, gejala microsleep masih bisa diantisipasi dengan istirahat sejenak. Sedangkan ABS, pengendara harus benar-benar rehat total guna memulihkan kondisi badan agar tetap kembali bugar.

Bagi pengendara yang ingin melakukan perjalanan jauh ke luar kota, baiknya menghindari bepergian di malam hari. Atau, bila terpaksa harus pergi di malam hari, pastikan sebelumnya sudah mendapat istirahat yang cukup.

“Sebaiknya paradigma jalan malam itu lebih santai dihilangkan, sebisa mungkin bepergian saat kondisi masih terang. Kalau mau, pastikan dulu kondisi tubuh sudah mendapat istirahat yang cukup, dan saat perjalanan ada teman untuk mengobrol agar tidak membuat kegiatan berkendara jadi monoton,” kata Jusri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Peringatkan Hamas, Netanyahu: Serangan Akan Semakin Meningkat!
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau