Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Bangkok Mulai “Gerah” Soal Macet

Kompas.com - 05/10/2015, 14:31 WIB
Febri Ardani Saragih

Penulis

Bangkok, KompasOtomotif - Gubernur Bangkok MR Sukhumbhand Paribatra sepertinya mulai “gerah” atas kemacetan di Ibu Kota Thailand itu. Bangkokpost.com, pekan lalu, mengatakan Sukhumbhand melempar wacana tentang pembatasan pembelian mobil karena selama ini dari 17 juta orang yang bermobilisasi di sekitar Bangkok hanya 40 persen menggunakan transportasi publik. Sepertinya masalah di Bangkok mirip Jakarta.

Salah satu yang dirasa perlu dilakukan adalah sebelum konsumen perlu menunjukan bukti sah kepemilikan lahan parkir sebelum bisa membeli mobil di diler. Wacana lain yang juga diungkap yaitu memberlakukan denda buat pemilik mobil yang parkir sembarangan. Selama ini parkir tidak pada tempatnya membuat macet lalu lintas.

Mengimbangi hal itu Sukhumbhand juga menjelaskan sarana transportasi publik mesti ditingkatkan. Transportasi alternatif lewat sungai dan kanal serta sepeda seharusnya terus dikembangkan agar bisa diandalkan masyarakat.

Hambatan

Rencana besar Sukhumbhand membenahi Bangkok sudah bagus tapi ternyata menemui hambatan. Wilayah administrasi Bangkok dikatakan tidak bisa membuat kebijakan dalam skala besar seperti itu, makanya butuh peran pemerintahan pusat, kata Sukhumbhand.

“Pertanyaan yang harus diangkat apakah masalah ini akan terselesaikan bila kekuasaan atas manajemen lalu lintas tetap terbagi di berbagai lembaga negara,” kata Sukhumbhand.

Menurut Bangkok Metropolitan Administration (BMA), jumlah mobil yang teregistrasi di Bangkok telah melebihi populasi penduduk sebesar 5,8 juta manusia. Pada 2029, BMA memprediksi jumlah mobil mencapai 10 juta dan masyarakat komuter sampai 22 juta orang per hari.

“Ini akan meningkatkan konsekuensi negatif untuk masyarakat, kehidupan mereka, ekonomi, dan lingkungan. Transportasi massal harus dikembangkan untuk melayani masyarakat dalam kehidupan sehari-hari sementara itu masyarakat juga harus mau menggunakan sistem transportasi publik,” kata Sukhumbhand.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com