Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rawan Kelelahan, Pentingnya Fasilitas Istirahat buat Sopir Bus

Kompas.com - 12/04/2024, 12:41 WIB
Janlika Putri Indah Sari,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Sejumlah kasus kecelakaan yang melibatkan layanan bus menjadi tragedi yang turut mewarnai lalu lintas mudik Lebaran 2024. Bahkan total korban meninggal dalam kasus kecelakaan bus ada 19 orang pada kejadian dan hari yang berbeda

Kecelakaan pertama terjadi pada tanggal 8 April 2024 di KM 58, ada 12 orang korban meninggal dalam minibus Daihatsu Gran Max yang terbakar.

Kecelakaan ini masih diselidiki hingga saat ini lantaran sopir yang harusnya bisa dimintai keterangan ikut tewas dalam tragedi tersebut. Namun ada dugaan sopir kelelahan sehingga keluar jalur saat lalu lintas sedang contraflow.

Lalu pada  Kamis (11/4/2024) terjadi kecelakaan tunggal yang dialami oleh bus Rosalia Indah di ruas Tol Batang – Semarang Km 370 di Wilayah Kendal, Jawa Tengah.

Pada kejadian ini menewaskan tujuh orang penumpang. Penyebab kecelakaan ini juga diduga karena sopir kelelahan yang menyebabkannya mengantuk.

Sebab, bus AKAP yang membawa penumpang dari Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat menuju Jawa Timur ini sempat diganti di Km 227 pada pukul 01.31 WIB. 

Kecelakaan bus PO Rosalia Indah yang terlibat kecelakaan di Tol Batang-Semarang, Jawa Tengah (Jateng) Km 370 A.KOMPAS.COM/Dok. Polda Jateng Kecelakaan bus PO Rosalia Indah yang terlibat kecelakaan di Tol Batang-Semarang, Jawa Tengah (Jateng) Km 370 A.

Darmaningtyas, Ketua Instran (Institut Studi Transportasi) berpendapat, bila dilihat dari waktu terjadinya kecelakaan pada terjadi pada pagi hari, maka amat kuat dugaan kalau pengemudi travel maupun Bus Rosalia Indah kurang tidur.

"Pengemudi travel itu amat mungkin malamnya dia masih membawa kendaraannya masuk Jakarta. Tiba di Jakarta subuh, setelah itu istirahat sebentar dia langsung Kembali dengan membawa penumpang. Demikian pula pengemudi Bus Rosalia sangat mungkin pagi berangkat menuju Jakarta, lalu istirahat sebentar terus kembali ke arah timur," katanya dikutip dari keterangan resmi, Kamis (11/4/2024). 

Baca juga: Bertemu Bus yang Ugal-ugalan, Ini Sikap yang Harus Dilakukan

Menurut pria yang akrab disapa Tyas itu, baik pengemudi travel maupun bus istirahatnya hanya sementara saja dan itu pun tidak nyaman, sebab mayoritas pengemudi bus istirahatnya di bagasi bus.

Sementara pengemudi travel mungkin istirahatnya di kursi agen travel saja. Jadi keduanya memang beristirahat, tapi istirahatnya ala kadarnya sehingga ketika harus jalan lagi, sebetulnya badan mereka tidak fit betul.

"Pada musim mudik seperti sekarang ini, memang semua pengemudi bus AKAP dan travel diburu waktu agar semua yang sudah membeli tiket dapat terangkut sehingga tidak mendapatkan kritik dari pelanggan,"  kata Tyas.

Sementara di sisi lain, akses saat perjalanan menuju Jakarta dan sekitarnya terhambat oleh kebijakan one way dan contraflow. 

Pool bus di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Rabu (23/8/2023). Simak daftar PO bus yang melayani trayek Jakarta-Blora lengkap dengan lokasi keberangkatan dan harga tiketnya.KOMPAS.com/GADING P Pool bus di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Rabu (23/8/2023). Simak daftar PO bus yang melayani trayek Jakarta-Blora lengkap dengan lokasi keberangkatan dan harga tiketnya.

Baca juga: Tempuh Semarang-Cirebon Non Tol, Seberapa Irit Yaris Cross dan Innova Zenix Hybrid?

Tyas juga mengatakan, perusahaan angkutan karena berfikirnya efisiensi, juga jarang yang menyediakan dua pengemudi yang bisa saling bergantian. Oleh karena itulah sudah saatnya disediakan tempat istirahat pengemudi angkutan umum yang nyaman, aman, dan terjangkau.

"Kementerian Perhubungan juga saatnya menerapkan pasal 90 UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkatan Jalan (UU LLAJ) bahwa pengemudi angkutan umum itu setelah mengemudi empat jam terus menerus wajib beristirahat minimal 30 menit dan boleh melanjutkan perjalanannya maksimal empat jam lagi, setelah itu harus istirahat," saran Tyas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com