Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Ujung Busi Merah dan Melepuh

Kompas.com - 29/01/2024, 10:32 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Busi merupakan saksi bisu di ruang bakar. Alasan itu, menjadikan kesehatan busi dapat menjadi tolok ukur pada apa yang terjadi di dalam mesin.

Jika pembakaran kurang baik maka ujung kepala busi yang terdiri dari elektroda dan insulator tip biasanya bermasalah. Paling umum ujung busi berwarna hitam atau merah dan melepuh.

Baca juga: Tanda Transmisi Mobil Matik Bekas Masih Sehat Dilihat dari Oli

Diko Oktaviano, Technical Support PT Niterra Mobility Indonesia, produsen busi NGK, mengatakan, jika ujung busi melepuh maka artinya mesin overheat atau terlalu panas.

Pembersihan busiKompas.com/Erwin Setiawan Pembersihan busi

"Ada merah semacam seperti melepuh di bagian elektroda di bagian L itu terjadi karena overheat. Jadi kondisi temperatur ruang bakar panas terus," ujar Diko kepada Kompas.com, yang dihubungi akhir pekan lalu.

Diko mengatakan, jika elektroda busi kemerahan dan melepuh maka penyebabnya terbalik dengan ujung busi yang menghitam.

"Kalau ujungnya kemerahan dan melepuh maka kebalikan dari busi menghitam. Kalau menghitam itu karena karbon karena jarang dibawa kencang, kalau overheat itu justru karena dibawa selalu ngebut," ujarnya.

Busi mobilDicky Aditya Wijaya Busi mobil

Diko menjelaskan, penyebab ada beberapa faktor, pertama terlalu sering dibawa kencang, kedua fikter tak bekerja dan ketiga pendinginan mesin tak bekerja.

Baca juga: Makin Banyak Pengguna, Sunmori Komunitas Motor Listrik Rutin Digelar

"Filter udara ngeblok sehingga udara tidak masuk jadi overheat, ketiga pendinginan bocor, tidak ada siklus pendinginan di water jacket di mesin. Pendinginan jadi tidak ada," ujarnya.

"Ciri busi normal satu yaitu insulator tetap warna putih dan tidak ada hitam-hitam karbon itu pembakaran yang sempurna," kata Diko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau