JAKARTA, KOMPAS.com - Sejalan dengan bertambahnya jumlah sepeda motor listrik di Indonesia, semakin banyak pula pengguna yang ingin tampil beda dan mulai melakukan variasi serta modifikasi.
Namun berbeda dengan motor konvensional, tren modifikasi motor listrik belum terlalu radikal dan masih tergolong ‘kalem’.
Variasi paling umum hanya sebatas penambahan aksesori, atau penggantian komponen-komponen kecil.
Muhammad Dipokartono alias Divo Gimbal, Ketua Komunitas Elektrik Rakyat Indonesia (ERI) menjelaskan, mayoritas pengguna motor listrik cenderung menggandrungi modifikasi di sektor kosmetik dan bukan teknik, setidaknya untuk saat ini.
Baca juga: Makin Banyak Pengguna, Sunmori Komunitas Motor Listrik Rutin Digelar
“Sejauh ini yang paling kelihatan cuma modif visual, atau printilan (komponen kecil) tipis-tipis. Modif buat naikin performa masih belum banyak,” ucapnya saat berbincang dengan Kompas.com di Jakarta, Minggu (28/1/2024).
Divo menambahkan, contoh modifikasi lain yang cukup populer di kalangan pengguna motor listrik adalah variasi suspensi dan sistem pengereman.
Modifikasi jenis ini biasanya mengandalkan komponen-komponen aftermarket seperti RCB, Kawahara, Öhlins, atau bahkan Brembo.
Baca juga: Daftar Harga Skutik Bekas, Yamaha Mio Rp 6 Jutaan
“Kalau sebatas shockbreaker atau kaliper, itu masih lumayan banyak yang pakai. Soalnya kan masih plug and play dan ukurannya mirip-mirip sama motor biasa,” kata pria yang juga memiliki bengkel konversi motor listrik itu.
Menurut Divo, tren modifikasi motor listrik bakal meledak jika sudah ada momentum tepat. Hal ini tentu berbanding lurus pula dengan jumlah pengguna yang ada.
“Mungkin pertengahan tahun (2024) mulai ramai, soalnya subsidi semakin besar. Kalau orangnya sudah banyak, pasti mulai rame modif-modifan,” ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.