JAKARTA, KOMPAS.com - Pabrikan sudah menentukan oli standar untuk mobil, serta interval penggantian. Tentunya ini menandakan kualitasnya sudah diperhitungkan agar pelumas mampu digunakan sampai waktu tertentu.
Berangkat dari konsep itu, pengguna mobil beranggapan bahwa penggantian oli bisa dilakukan sesuai dengan rekomendasi pabrikan secara mutlak, tidak memperhatikan kondisi pelumas secara langsung.
Padahal, beberapa temuan di lapangan justru kualitas oli sudah turun sebelum waktu penggantian yang ditentukan. Lantas, jika demikian apakah kualitas olinya jelek?
Baca juga: Oli Mesin yang Berubah Jadi Lumpur Jangan Diflush, Bahaya!
Technical Specialist PT Pertamina Lubricants (PTPL) Brahma Putra Mahayana mengatakan, lama masa pakai oli mesin dipengaruhi kontaminan yang ada. Semakin banyak maka kualitasnya cepat menurun.
“Kontaminan bisa berupa debu di lingkungan sekitar, secara sepintas debu yang berterbangan di udara tidak begitu berpengaruh dengan kualitas oli mesin yang ada di dalam, tapi jika dipahami secara detail, debu ini terbawa masuk ke mesin ketika proses pembakaran terjadi,” ucap Brahma dikutip dari Kompas.com, Rabu (31/5/2023).
Brahma mengatakan, saat mesin bekerja, maka piston akan menghisap udara masuk ke dalam ruang bakar, pada proses itu debu akan menjadi kontaminan oli mesin.
Baca juga: Waspada Oli Mesin Bisa Jadi Lumpur
“Meski sedikit, debu yang berada di ruang bakar akan ikut tersapu bersama oli mesin yang bekerja di area dinding silinder, sehingga debu akan menjadi kontaminan oli mesin, kecil tapi berulang kali,” ucap Brahma.
Selain debu, kualitas BBM juga turut menyumbang menurunkan kualitas oli, sehingga bahan bakar yang kurang berkualitas akan membuat oli mesin cepat kotor.
“Makin tinggi kualitas bahan bakar serta diimbangi kompresi yang sesuai, maka diharapkan sisa pembakaran semakin kecil, sehingga BBM yang kualitasnya rendah akan menyebabkan oli mesin cepat kotor,” kata Brahma.
Baca juga: Jangan Abai, Ini Bahaya Sering Telat Ganti Oli Mesin
Kontaminan oli mesin juga bisa berasal dari dalam, Brahma mengatakan bisa dari partikel sisa gesekan antar komponen yang lama kelamaan akan berkumpul bersama oli mesin.
Gaya gesek antara komponen yang bergerak akan menghasilkan partikel kecil, itu akan tersapu bersama oli mesin saat bersirkulasi, sehingga lama-lama kualitas oli akan menurun.
Tak hanya itu, faktor kelembaban udara juga bisa menyebabkan kualitas oli lebih cepat menurun. Hal ini lantaran kelembaban identik dengan air.
“Sedangkan oli mesin tidak cocok dengan air, sehingga air juga bisa menjadi kontaminan, apalagi mobil pernah menerjang banjir, itu akan meningkatkan peluang oli mesin tercampur dengan air, sehingga kualitas oli pasti menurun drastis,” ucap Brahma.
Baca juga: Ini Efek jika Salah Isi Oli Transmisi Mobil Matik
Jadi, ketentuan waktu penggantian oli mesin yang direkomendasikan oleh pabrikan tidak mutlak benar, itu hanya berlaku untuk mobil dengan kondisi normal tanpa kontaminan yang lebih banyak daripada biasanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.