Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/04/2023, 12:02 WIB
Janlika Putri Indah Sari,
Stanly Ravel

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Program mudik gratis menggunakan moda bus di Lebaran 2023 ini tidak hanya disediakan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) saja.

Sejumlah pihak juga meluncurkan program serupa guna membantu masyarakat agar bisa pulang kampung secara gratis.

Namun program mudik gratis yang digelar sejumlah pihak selain Kemenhub, ternyata banyak menggunakan bus yang belum laik jalan atau tidak memenuhi standar.

Teddy Rusly, Direktur Utama PO Sinar Jaya menyarankan agar program ini dapat berjalan degan baik, sebaiknya menggunakan bus AKAP daripada bus pariwisata.

Baca juga: Perhatikan Ini, Saat Parkir Mobil di Kampung Halaman

“Jadi lebih baik diutamakan bus AKAP menurut kami. Saya bicara ini sebagai organda bukan pelaku bisnis PO. Hal itu karena menurut saya jujur saja kendaraan pariwisata itu belum terbiasa dengan perjalanan jauh seperti bus AKAP,” kata Teddy kepada Kompas.com, Sabtu (22/4/2023).

Tidak hanya itu Teddy juga mengatakan, layanan banyak jual beli kendaraan pariwisata bekas dengan perizinan yang simpang siur.

Kendaraan seperti itu sangatlah berbahaya digunakan karena kerap menyebabkan kecelakaan. Namun, kebanyak program mudik gratis justru menggandeng perusahaan dengan unit yang punya kondisi berbahaya tersebut.

Baca juga: Bertambah, 1,3 Juta Kendaraan Keluar Jabotabek hingga H-1 Lebaran

Stiker bagi bus AKAP yang lolos ramp checkKOMPAS.com/ JANLIKA PUTRI Stiker bagi bus AKAP yang lolos ramp check

“Untuk jadi perusahaan transportasi itu kendaraannya harus memenuhi standar manajemen keselamatan. Jadi kalau perusahaan baru atau unitnya sedikit tidak gampang. Karena biaya perawatanya itu tidak gampang. Apalagi jika PO beli unit dari jasa jual beli kendaraan, mereka tidak akan tahu record kendaraan yang mereka beli,” kata Teddy.

Jika membeli unit kendaraan dari jasa jual beli kendaraan bekas menurut Teddy secara teknis akan rawan. Hal itu karena kendaraan sudah dijual dari penjual satu ke penjual yang lainnya, atau telah berpindah tangan beberapa kali.

“Mereka hanya memikirkan untung dan rugi saja karena mau di jual, sehingga mereka merawat kendaraanya tidak sepenuh hati,” ucap Teddy.

Baca juga: Ajak Hewan Peliharaan Road Trip, Simak Dulu Aturan Mainnya

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com