Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Kenapa Pengemudi Mobil Listrik Tetap Butuh Pelatihan

Kompas.com - 27/09/2022, 20:12 WIB
Serafina Ophelia,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah merek otomotif di Indonesia saat ini sudah mulai memasarkan mobil hybrid maupun mobil listrik, untuk mendukung percepatan elektrifikasi di Indonesia.

Ada anggapan bahwa mengemudikan mobil listrik sebenarnya sama saja dengan mengemudikan mobil konvensional bertransmisi otomatis. Padahal, ada perbedaan mendasar antara mobil listrik dengan mobil konvensional.

Salah satunya adalah mobil listrik yang lebih senyap atau minim suara, berbeda dengan mobil konvensional. 

Baca juga: Jadwal Pameran Kendaraan Listrik IEMS 2022, Tiketnya Gratis

Pakar safety sekaligus Training Director dari Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana menjelaskan, saat ini masyarakat diberikan opsi kendadraan yang ramah lingkungan tapi juga harus dikemudikan dengan teknik yang terkini atau lebih advanced.

"Ingat, advanced tidak semata keterampilan hard skill. Tapi juga soft skill-nya pegang peranan," ucap Sony saat dihubungi Kompas.com, Selasa (27/9/2022).

Ia menjelaskan, perlu ada pelatihan untuk mengubah serta meningkatkan keeterampilan seorang pengemudi dalam menguasai electric vehicle (EV).

Hyundai Ioniq 5Kompas.com/Donny Hyundai Ioniq 5

Misal, mengestimasi kapasitas baterai dengan jarak tempuh yang akan dilalui. Mengingat saat ini, titik SPKLU masih terbatas. Sehingga akan sangat merepotkan jika baterai kendaraan habis di tengah perjalanan.

Ditambah lagi, mobil listrik lebih minim suara. Sony menjelaskan, saat bermanuver, pengemudi perlu memberikan sinyal seperti klakson dan selalu melakukan eye contact atau kontak dengan pengguna jalan yang lain.

Baca juga: New Range Rover Resmi Hadir di Indonesia, Harga Mulai Rp 5,9 Miliar

"Wajib (pembiasaan terlebih dulu sebelum mengemudikan mobil listrik). lama harus ditinggalkan dan start  EV dengan cara yang lebih terkini," ucap Sony.

Pengemudi bisa berlatih di tempat yang sepi untuk pembiasaan. Namun, untuk kemampuan membaca potensi bahaya maka perlu training atau dengan pendampingan dari instruktur yang kompeten.

"Kalau mau langsung nyetir EV (untuk pengemudi mobil konvensional) sekarang pasti bisa. Tapi kalau tidak dilakukan pelatihan dahulu, maka ada dua kemungkinan. EV-nya cepat rusak, atau ada kecelakaan dengan karakter berbeda dengan sebelum-sebelumnya," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau