JAKARTA, KOMPAS.com – Mobil pikap dan truk merupakan kendaraan niaga yang dirancang sebagai pengangkut barang. Muatan barang tersebut disimpan dalam bak terbuka yang terpasang di bagian belakang kendaraan.
Namun akibat minimnya literasi dan fasilitas transportasi di Indonesia, khususnya daerah terpencil, kerap membuat masyarakat memilih pikap atau truk sebagai angkutan massal.
Kendaraan yang semestinya menjadi angkutan barang malah menjadi angkutan penumpang. Terutama saat momen libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) seperti sekarang.
Baca juga: Video Bus PO Jaya Utama Memotong Jalur hingga Menyerempet Mobil
Adrianto Sugiarto Wiyono, ASEAN NCAP Technical Committee, mengatakan, mobil niaga itu tidak aman buat penumpang. Selain bukan peruntukannya, mobil niaga kebanyakan juga tidak lolos crash test alias uji tabrak.
Untuk diketahui, ASEAN NCAP (New Car Assesment Program) adalah program pemeringkatan keselamatan mobil baru. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran konsumen dan standar keselamatan kendaraan.
ASEAN NCAP menguji dan memberikan rating keselamatan mobil-mobil yang dijual di Asia Tenggara, termasuk mobil yang dijual di Indonesia.
Baca juga: Langkah-Langkah Ambil Sisa Denda Tilang di Bank BRI
“Kalau kendaraan niaga banyak (yang melakukan crash test). Dan tanpa harus crash test pun kami langsung tahu bakal bintang nol,” ujar Adrianto, kepada Kompas.com (28/12/2024).
“Kendaraan niaga ini kan kebanyakan tidak pakai bonet. Jadi ada crumple zone yaitu area yang menyerap energi ketika terjadi benturan,” kata dia.
Adrianto juga mengatakan, crash test yang dilakukan pada kendaraan niaga memang agak dilematis.
Baca juga: Waktu yang Tepat Mengajarkan Anak Nyetir Mobil
Di satu sisi, kendaraan tanpa bonet bakal berisiko besar terhadap pengemudi, namun penambahan bonet membuat blind spot pada kendaraan niaga bertambah.
“Semua teknologi atau fitur keselamatan perlu dilihat dari dua sisi, berniat menghilangkan satu hazard, bisa jadi hazard lain yang akan bertambah atau muncul,” ucap Rian.
Apabila terjadi kecelakaan, risiko terbesar tentu ada di penumpang belakang mobil bak. Inilah yang tentu saja harus dihindari, dan menjadi alasan terkuat kenapa dilarang membawa penumpang belakang di mobil bak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.