Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Bahaya Microsleep Saat Berkendara Mudik Lebaran

Kompas.com - 29/04/2022, 15:31 WIB
Zulfana Khoirur Rijal,
Stanly Ravel

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Berkendara saat mudik memakan waktu yang tidak sebentar, apalagi bila melintas jalan tol dengan jalru yang memanjang sehingga terkadang menimbulkan kebosanan.

Tentu hal ini berbahaya, apalagi bila sebelumnya kurang tidur karena bisa memicu microsleep, yaitu kondisi tubuh tertidur tiba-tiba dalam waktu yang singkat.

Bila sampai terjadi, maka akan sangat berbahaya. Karena bisa mengancam keselamatan pengendara maupun pengguna jalan lain.

Baca juga: Bahaya, Jangan Mengemudi dalam Kondisi Mengantuk

Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, kondisi microsleep ini tidak terjadi secara tiba-tiba, tapi melalui beberapa tahapan terlebih dahulu.

"Ada fase-fasenya. Yang pertama, biasanya di tiga jam atau empat jam pertama dia (pengemudi) udah mulai letih. Lalu di jam ketiga itu mulai super letih, ngantuk berat. Nah, di fase itulah biasanya si pengemudi terkena microsleep," kata Sony kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Sony mengatakan, kondisi-kondisi seperti duduk diam dalam waktu yang lama bisa memperparah dan mempercepat microsleep

"Jadi, otak itu sebenarnya udah shut down, udah stuck," ujarnya.

Baca juga: Update Arus Mudik, One Way Dilakukan dari Km 70 GT Cikampek Utama

Foto udara sejumlah kendaraan melintas di ruas Jalan Tol Cikopo-Palimanan, Subang, Jawa Barat, Kamis (28/4/2022). Polri menerapkan kebijakan jalur satu arah atau 'one way' dan ganjil genap pada arus mudik H-4 Lebaran 2022 mulai ruas Tol Jakarta-Cikampek kilometer 47 hingga Tol Kalikangkung kilometer 414 guna mengurai kemacetan kendaraan para pemudik dan tidak akan ada sanksi bagi pengendara yang melintas di tol di luar ketentuan khusus pelat nomor polisi ganjil atau genap. Pengendara hanya diarahkan untuk keluar dari gerbang tol.ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT Foto udara sejumlah kendaraan melintas di ruas Jalan Tol Cikopo-Palimanan, Subang, Jawa Barat, Kamis (28/4/2022). Polri menerapkan kebijakan jalur satu arah atau 'one way' dan ganjil genap pada arus mudik H-4 Lebaran 2022 mulai ruas Tol Jakarta-Cikampek kilometer 47 hingga Tol Kalikangkung kilometer 414 guna mengurai kemacetan kendaraan para pemudik dan tidak akan ada sanksi bagi pengendara yang melintas di tol di luar ketentuan khusus pelat nomor polisi ganjil atau genap. Pengendara hanya diarahkan untuk keluar dari gerbang tol.

Namun demikian, Sony mengatakan, ada hal yang membedakan antara rasa mengantuk dengan microsleep. Saat mengantuk, pengemudi akan merasakan reaksi mereka melambat.

"Kalau ngantuk, yang tidur adalah matanya. Tapi kalau microsleep, yang tidur itu otaknya," kata Sony.

Menurut Sony, pengemudi yang mulai mengantuk menambah kecepatan kendaraan untuk menambah adrenalin. Namun, hal ini justru berbahaya.

Sementara itu, Dr. Andreas Prasadja, RPSGT menjelaskan bahwa untuk mencegah terjadinya microsleep, sangat disarankan kepada pengemudi untuk menepi dan beristirahat.

Karena hanya dengan memberikan jeda istirahat bagi tubuh, kondisi konsentrasi dapat membaik.

Sejumlah kendaraan pemudik melaju di Jalan Tol Palimanan-Kanci, Cirebon, Jawa Barat, Rabu (27/4/2022). Uji coba sistem ganjil genap di Jalan Tol Trans-Jawa dilanjutkan hingga Gerbang Tol Kalikangkung untuk mengantisipasi peningkatan kendaraan yang akan berdampak perlambatan hingga kemacetan panjang pada arus mudik Lebaran 2022.ANTARA FOTO/DEDHEZ ANGGARA Sejumlah kendaraan pemudik melaju di Jalan Tol Palimanan-Kanci, Cirebon, Jawa Barat, Rabu (27/4/2022). Uji coba sistem ganjil genap di Jalan Tol Trans-Jawa dilanjutkan hingga Gerbang Tol Kalikangkung untuk mengantisipasi peningkatan kendaraan yang akan berdampak perlambatan hingga kemacetan panjang pada arus mudik Lebaran 2022.

Microsleep itu berbahaya.  Ngantuknya saja sudah berbahaya. Karena kemampuan konsentrasi, kewaspadaan, respon, proses otak dan stabilitas emosional akan turun drastis saat mengantuk. Obatnya untuk menaikan itu semua hanya tidur,” ujar Andreas pada Kompas.com.

Baca juga: Kecelakaan akibat Mengantuk Kerap Terjadi Saat Berkendara di Jalan Tol

Karena itu, sangat tidak menyarankan untuk pemudik mengkonsumsi kafein guna mencegah kantuk.

Hal tersebut lantaran tidak menjadi solusi dari inti penyebab kantuk. Solusi paling efektif adalah mengistirahatkan tubuh.

Ilustrasi berkendara.unsplash.com/Viktor Bystrov Ilustrasi berkendara.

“Kafeinnya seolah-olah membuat kita melek. Tapi otak kita yang lelah tidak terbantu. Konsentrasi menjadi jelek sehingga berkendara tidak hati-hati. Reflek berkendara tetap buruk meski telah minum kafein. Jadi idealnya berhenti dan tidur,” ujar Dr. Andreas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau