JAKARTA, KOMPAS.com - Video viral di media sosial memperlihatkan kecelakaan fatal di Johor, Malaysia. Unggahan video itu ramah diperbincangkan masyarakat lantaran korbannya merupakan warga negara Indonesia.
Korban bernana Agung Nugroho Darmawan (42), dokter asal Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, bersama anaknya berusia 4 tahun terluka parah usai mobilnya ditabrak pengemudi ugal-ugalan.
Baca juga: Chery Akui PHEV Merupakan Pasar Menarik
"Seorang dokter asal Indonesia mengalami kecelakaan di malaysia, ditabrak oleh seorang pelajar yang ugal-ugalan menggunakan mobil SUV pada hari Rabu 23 Oktober 2024, sekitar jam 4.10 sore di Bulatan Jalan Persiaran Seri Impian, Kluang, Johor. Korban berprofesi sebagai dokter (40th) dan putranya usia 4th. Korban masih koma sejak kejadian hari Rabu 23 Oktober2024 yang lalu dan berada di Hospital Enche’ Besar Hajjah Khalsom (HEBHK), Kluang, Malaysia," tulis penjelasan vidio dikutip Senin (4/11/2024).
View this post on Instagram
Dalam video yang diunggah akun Instagram, ariefnoors, terlihat sang penabrak menggunakan mobil SUV warna hitam. Mobil melaju kencang di jalan sepi meski melewati persimpangan atau tikungan.
Naas mobil Agung yaitu sedan warna merah yang sedang berbelok tertabrak di bagian samping kanan, hingga pintu depan dan belakang remuk ke dalam.
Untuk dipahami tidak ada tips dan trik yang menjamin seseorang bisa terhindar dari kecelakaan. Pengemudi bisa berhati-hati tapi justru orang lain yang ceroboh, terutama dalam kasus di atas.
Baca juga: Merek Lampu Aftermarket Ini Resmikan Showroom Pertama di Indonesia
Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, menjelaskan bahwa satu-satunya cara menghindari situasi ceroboh dari orang lain adalah dengan meningkatkan kepekaan terhadap potensi bahaya.
"Topik ini cukup kompleks, namun secara sederhana, setiap pengemudi harus memiliki keterampilan dan keahlian antisipatif (mencegah kecelakaan)," ujar Jusri kepada Kompas.com, belum lama ini.
Langkah pertama, kata Jusri, pengemudi perlu mengembangkan "radar" dengan secara berkala melihat ke kaca spion belakang.
"Pengemudi harus terbiasa memeriksa kaca spion setiap 5-8 detik, dan ini harus menjadi kebiasaan. Dengan cara yang terpola, pengemudi akan memiliki sistem radar untuk mengantisipasi situasi," tambahnya.
Baca juga: Jip Listrik J6 Bakal Ubah Komposisi Penjualan Chery di Indonesia
"Selain itu, pengemudi juga harus memahami apa yang mereka lihat. Melihat dan memahami itu berbeda; meskipun sudah melihat, pengemudi harus sadar terhadap kondisi sekitar," jelas Jusri.
Pengemudi juga perlu memahami konsep "lingkaran aman" atau safe bubble. Lingkaran imajinatif ini penting untuk memetakan potensi bahaya jika ada kendaraan yang melaju ugal-ugalan.
"Pengemudi harus memahami safe bubble, yang merupakan lingkaran aman. Ini harus ada dalam pikiran mereka," kata Jusri.
Baca juga: Ketahui Risiko Pakai Busi Imitasi pada Sepeda Motor
"Sebagai contoh, ketika ada kendaraan lain mendekat, pengemudi seharusnya siap untuk menghindar atau membunyikan klakson," kata Jusri.
Namun, konsep safe bubble sangat bergantung pada pemahaman masing-masing individu. Artinya, tidak ada patokan pasti, melainkan berdasarkan pertimbangan situasi, kecepatan, dan pengalaman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.