Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kenali Bahaya Microsleep Saat Berkendara Mudik Lebaran

JAKARTA, KOMPAS.com - Berkendara saat mudik memakan waktu yang tidak sebentar, apalagi bila melintas jalan tol dengan jalru yang memanjang sehingga terkadang menimbulkan kebosanan.

Tentu hal ini berbahaya, apalagi bila sebelumnya kurang tidur karena bisa memicu microsleep, yaitu kondisi tubuh tertidur tiba-tiba dalam waktu yang singkat.

Bila sampai terjadi, maka akan sangat berbahaya. Karena bisa mengancam keselamatan pengendara maupun pengguna jalan lain.

Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, kondisi microsleep ini tidak terjadi secara tiba-tiba, tapi melalui beberapa tahapan terlebih dahulu.

"Ada fase-fasenya. Yang pertama, biasanya di tiga jam atau empat jam pertama dia (pengemudi) udah mulai letih. Lalu di jam ketiga itu mulai super letih, ngantuk berat. Nah, di fase itulah biasanya si pengemudi terkena microsleep," kata Sony kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Sony mengatakan, kondisi-kondisi seperti duduk diam dalam waktu yang lama bisa memperparah dan mempercepat microsleep. 

"Jadi, otak itu sebenarnya udah shut down, udah stuck," ujarnya.

Namun demikian, Sony mengatakan, ada hal yang membedakan antara rasa mengantuk dengan microsleep. Saat mengantuk, pengemudi akan merasakan reaksi mereka melambat.

"Kalau ngantuk, yang tidur adalah matanya. Tapi kalau microsleep, yang tidur itu otaknya," kata Sony.

Menurut Sony, pengemudi yang mulai mengantuk menambah kecepatan kendaraan untuk menambah adrenalin. Namun, hal ini justru berbahaya.

Sementara itu, Dr. Andreas Prasadja, RPSGT menjelaskan bahwa untuk mencegah terjadinya microsleep, sangat disarankan kepada pengemudi untuk menepi dan beristirahat.

Karena hanya dengan memberikan jeda istirahat bagi tubuh, kondisi konsentrasi dapat membaik.

“Microsleep itu berbahaya.  Ngantuknya saja sudah berbahaya. Karena kemampuan konsentrasi, kewaspadaan, respon, proses otak dan stabilitas emosional akan turun drastis saat mengantuk. Obatnya untuk menaikan itu semua hanya tidur,” ujar Andreas pada Kompas.com.

Karena itu, sangat tidak menyarankan untuk pemudik mengkonsumsi kafein guna mencegah kantuk.

Hal tersebut lantaran tidak menjadi solusi dari inti penyebab kantuk. Solusi paling efektif adalah mengistirahatkan tubuh.

“Kafeinnya seolah-olah membuat kita melek. Tapi otak kita yang lelah tidak terbantu. Konsentrasi menjadi jelek sehingga berkendara tidak hati-hati. Reflek berkendara tetap buruk meski telah minum kafein. Jadi idealnya berhenti dan tidur,” ujar Dr. Andreas.

https://otomotif.kompas.com/read/2022/04/29/153100815/kenali-bahaya-microsleep-saat-berkendara-mudik-lebaran

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke