Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Honda Masih Setengah Hati Soal Pasar Sedan di Indonesia

Kompas.com - 29/10/2021, 14:31 WIB
Stanly Ravel

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Meski Penerapan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) berdasarkan emisi atau carbon tax sudah dimulai, namun PT Honda Prospect Motor (HPM) belum sepenuhnya optimis bakal bisa mendongkrak pasar sedan.

Hal tersebut dilandasi beberapa faktor krusial, salah satunya terkait budaya atau kebiasaan sebagian besar konsumen di Indonesia yang gemar berpergian dengan mobil yang bisa manampung banyak penumpang.

"Seperti saya bilang sebelumnya, pasar sedan itu segmented. Budaya Indonesia itu komunal, inginnya pergi bersama-sama dengan keluarga dan teman. Belum lagi soal kondisi jalan dan infrastruktur, konsumen lebih suka jenis MPV dan SUV sekarang ini," ujar Yusak Billy, Business Innovation and Sales & Marketing Director PT HPM, dalam seremoni peluncuran virtual Civic RS dan City terbaru, Kamis (28/10/2021).

Baca juga: Belum Ada Harga Resmi, 1.600 Unit All New Honda BR-V Sudah Terpesan

Menurut Billy, faktor-faktor tersebut menjadi pertimbangan utama melihat perkembangan sedan di Indonesia. Termasuk soal penyerapan pasar yang minim dengan kontribusi hanya 1 persen.

All New Honda civic 2021HPM All New Honda civic 2021

Tak heran bila Honda terkesan setengah hati soal sedan untuk pasar Indonesia. Meski secara harga bisa terpangkas imbas PPnBM emisi, tapi tak serta merta membuat penjualannya terdongkrak.

Namun demikian, Billy mengklaim bila konsumen sedan, merupakan pengguna yang loyal. Karena itu HPM masih mempertahankan sedan untuk memenuhi kebutuhan konsumen tersebut.

Baca juga: All New Honda Civic RS Generasi ke-11, Dijual Rp 567 Juta

"Pasar sedan sekarang ini kira-kira 1 persen, namun sedan itu memiliki konsumen yang loyal dan kami tetap mempertahankan sekaligus memenuhi dengan teknologi terkini," ucap Billy.

All New Honda CityDOK. HPM All New Honda City

"Intinya dengan PPnBM yang lebih rendah, tentu berpotensi membuka pasar sedan, kami akan monitor perkembangannya," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com