JAKARTA, KOMPAS.com – Sejumlah pengendara biasanya mengatur posisi duduk yang nyaman dengan tujuan agar betah menyetir lama-lama. Padahal di balik posisi yang rileks dan nyaman, ada bahaya yang bisa mengancam.
Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), mengatakan, banyak orang salah persepsi soal posisi duduk saat menyetir.
“Banyak sekali orang yang salah dalam menerapkan posisi duduk, ada yang bilang rileks, santai, dan lain-lain. Padahal posisi duduk yang baik adalah posisi sempurna, bukan menyender jauh ke belakang,” ujar Sony, kepada Kompas.com (22/7/2021).
Baca juga: Mengapa Banyak Konsumen Kijang Innova yang Upgrade Bodi
Lihat postingan ini di Instagram
Sony mengatakan, posisi duduk yang baik adalah agak maju mendekat dengan setir. Posisi siku membentuk sudut 45 derajat. Sementara kaki tidak sepenuhnya lurus, tapi agak menekuk sedikit.
“Posisi duduk yang sempurna, artinya siap dalam melakukan tindakan antisipasi saat bereaksi emergency. Karena kita tidak tahu kapan menerima kondsi emergency, jadi harus siap dan berpikir jauh ke depan setiap detiknya,” ucap Sony.
Sementara itu, berkaitan dengan ritme berisitirahat yang lebih cepat saat duduk dalam kondisi sempurna, dibandingkan dengan posisi rileks. Menurut Sony, hal tersebut wajar.
Baca juga: Pabrikan Jepang Terancam Kehilangan Pasar di Thailand dan Indonesia
“Saat duduk sempurna posisi otot, tulang dan aliran darah sudah tertata. Sehingga ketika saatnya tiba, setelah 2-3 jam berkendara, tubuh akan memberi tanda lelah atau pegal-pegal,” kata Sony.
“Jangan perbaiki posisi duduknya, tapi segera cari tempat istirahat. Banyak sekali yang salah persepsi, menyetel posisi duduk yang nyaman supaya bisa nyetir berjam-jam, itu berbahaya,” tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.