JAKARTA, KOMPAS.com – Kejadian roda truk yang lepas saat sedang berjalan memang kerap terjadi. Roda yang lepas tadi tentu bisa membahayakan pengguna jalan lain, truk juga jadi menghalangi jalan karena berhenti di tengah jalan.
Ahmad Wildan, Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sering menemukan apa yang menjadi penyebab roda truk terlepas ketika sedang beroperasi, yaitu karena baut yang patah.
“Mereka kalau ingin mengencangkan rodanya, memakai impact gun sampai kencang banget. Itu kan baut ada batasannya, dia bisa patah,” ucap Wildan dalam diskusi online belum lama ini.
Baca juga: Pembatasan Mobilitas Akan Diperluas ke Bekasi dan Tangerang
Memasang mur dengan impact gun jika terlalu kencang, bisa membuat baut patah. Hal ini dikarenakan impact gun tidak terukur kekencangannya, sehingga bisa saja melewati kemampuan baut menahannya.
“Baut kan ada batasannya, enggak boleh mengencangkan dengan impact yang tidak bisa diukur. Kekuatannya sesuaikan saja dengan anjuran ATPM, jangan nambahin yang enggak-enggak,” kata Wildan.
Selain itu, Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah dan DIY mengatakan, ada dua penyebab lain yang menyebabkan copotnya roda truk saat sedang berjalan.
Baca juga: Bahas Honda DN-01, Salah Satu Moge yang Gagal di Pasar
“Pertama karena pemasangan yang tidak sempurna. Kurang kencang baut dan murnya. Kedua karena baut yang putus,” ucap Bambang kepada Kompas.com.
Bambang mengatakan, penyebab putusnya baut ini sebenarnya sepele dan kerap dilupakan. Hanya karena drat baut dan mur yang kurang bersih, efeknya roda truk bisa sampai copot karena baut yang patah.
“Baut putus karena pas dipasang, dratnya ada kerak yang kurang dibersihkan. Ketika dipakai jalan, keraknya rontok karena getaran,” kata Bambang.
Kerak di baut dan mur ini biasanya karena lumpur mengering atau tanah. Jadi sebaiknya sebelum dipasang, drat baut dan mur harus disikat kawat dahulu agar bersih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.