Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Asal Terjang Banjir, Efeknya Mesin Mobil Bisa Jebol

Kompas.com - 26/01/2021, 11:21 WIB
Ari Purnomo,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Banjir dan juga genangan air sering terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia akhir-akhir ini, salah satunya di kawasan DKI Jakarta.

Intensitas hujan yang semakin sering terjadi kerap menyebabkan air menggenang di sejumlah ruas jalan hingga menyebabkan terganggunya lalu lintas.

Dalam kondisi seperti ini, tidak sedikit pengemudi mobil yang nekat menerjangnya karena berpikir kendaraannya akan tetap aman ketika melintas di jalan yang tergenang.

Padahal, jika sembarangan menerjang genangan tanpa memperhitungkan ketinggian air bisa saja berdampak buruk pada mesin.

Baca juga: Bisa atau Tidak SIM Gantikan KTP Saat Bayar Pajak Kendaraan?

Sigit Wahyu Anggoro, Division Head After Sales & Biz Solution CARfix Indonesia, mengatakan, ketika melintasi jalan yang tergenang sebaiknya dipastikan dulu kedalaman airnya.

Banjir terjadi di depan gedung Gudang Garam, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Sabtu (8/2/2020)KOMPAS.COM/WALDA MARISON Banjir terjadi di depan gedung Gudang Garam, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Sabtu (8/2/2020)

Jangan sampai, pengemudi hanya tinggal gas saja tanpa mengetahui kedalaman air sehingga mengalami kendala pada mesin.

“Jangan memaksa menerobos genangan air yang cukup dalam, jika ini dilakukan maka air bisa terhisap masuk ke dalam mesin melalui saluran udara,” ujar Sigit kepada Kompas.com, Selasa (26/1/2021).

Jika hal ini terjadi, Sigit menambahkan, mesin mobil akan mati mendadak yang disebabkan efek water hammer dan pengemudi bisa terjebak banjir.

Baca juga: Ini Alasan Kenapa KTP Jadi Syarat Wajib Saat Bayar Pajak Kendaraan

Hal yang sama juga disampaikan Kepala Bengkel Auto2000 Cibinong Deni Adrian. Deni menambahkan, salah tanda jika mesin mobil kemasukan air adalah putaran mesin tidak teratur atau pincang.

“Misalnya ketinggian air sudah sampai kap mesin mobil dan mesin terasa pincang seperti mau mati, sebaiknya langsung matikan mesin, karena itu tandanya air sudah masuk ke ruang bakar,” kata Deni.

Jika mesin mobil sudah kemasukan air maka bisa menyebabkan efek yang cukup parah bahkan tidak menutup kemungkinan bisa turun mesin.

Mesin MINI kemasukan cairan pembersih kacacarscoops.com Mesin MINI kemasukan cairan pembersih kaca

“Suara mesin pincang itu tanda bahwa sudah ada air yang masuk ruang mesin. Apalagi kalau mesin sudah mendadak mati, jangan berusaha menyalakan mesin lagi,” kata Deni.

Jika hal itu dilakukan, sudah bisa dipastikan bisa mengakibatkan terjadinya water hammer. Mesin mobil yang mengalami kondisi ini perbaikannya membutuhkan biaya yang cukup besar.

“Kalau mesin sampai rusak, biaya perbaikannya bisa sangat mahal, harus turun mesin dan segala macam,” tuturnya.

Baca juga: Bayar Pajak Kendaraan Satu Tahunan Bisa Diwakilkan, Ini Syaratnya

Jika mengalami mobil yang tiba-tiba mogok usai menerjang banjir, Deni menyarankan, agar memanggil mekanik atau orang yang ahli agar kerusakan tidak semakin parah.

Tetapi, bagi pemilik mobil juga bisa melakukan langkah darurat sendiri untuk menghindari hal-hal yang lebih parah.

“Biasanya busi akan dibuka semua dan dikeringkan, saringan juga dibuka semua. Kalau mobil distarter tanpa busi tidak keluar air, artinya mesin aman, bisa ditangani di tempat,” ucapnya.

Tapi, kata Deni, jika saat distarter keluar air dari lubang busi itu menandakan ruang bakar sudah kemasukan air. Dan perlu penanganan khusus, lebih baik dibawa ke bengkel resmi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau